Akhir bulan lalu, karyawan tersebut mengatakan bahwa Taliban telah memintanya untuk menyimpan data yang disimpan di server kementerian tempat dia bekerja.
"Jika saya melakukannya, maka mereka akan mendapatkan akses ke data dan komunikasi resmi dari kepemimpinan kementerian sebelumnya," kata karyawan itu.
Kemudian karyawan yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa ia tidak mematuhi perintah dari Taliban dan telah bersembunyi sejak itu.
Berdasarkan catatan yang tersedia, pemerintah Afghanistan menggunakan server Google untuk menangani email resmi, termasuk kementerian keuangan, industri, pendidikan tinggi, dan pertambangan.
Baca Juga: Cara Membeli Pelatihan Kartu Prakerja untuk Cairkan Insentif Rp2,4 Juta
Selain itu, catatan itu menunjukan jika kantor protokol kepresidenan Afghanistan juga menggunakan Google, seperti yang dilakukan beberapa badan pemerintah daerah.
Untuk diketahui, database dan email pemerintah dapat memberikan informasi tentang pegawai pemerintahan sebelumnya, mantan menteri, kontraktor pemerintah, sekutu suku, dan mitra asing.
"Ini akan memberikan banyak informasi yang nyata"
"Bahkan hanya memiliki daftar karyawan di Google Sheet adalah masalah besar," kata Chad Anderson, seorang peneliti keamanan dengan perusahaan intelijen internet DomainTools.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dianggap Tak Punya Rasa Hormat, Buntut Mendadak Tinggalkan Juventus