Demi Hadapi Krisis Kemanusiaan, PBB dan Beberapa Negara Iuran Bantu Warga Afghanistan

- 16 September 2021, 14:14 WIB
PBB mendesak para negara pendonor untuk warga Afghanistan mengubah janji menjadi kontribusi tunai secepat mungkin.
PBB mendesak para negara pendonor untuk warga Afghanistan mengubah janji menjadi kontribusi tunai secepat mungkin. /Pixabay/padrinan.

PR DEPOK - Kepala kemanusiaan PBB mengatakan Rp22,775 triliun akan dijanjikan kepada warga Afghanistan untuk menghadapi krisis kemanusiaan yang terus berkembang.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal, Martin Griffiths mengumumkan total dalam janji pada penutupan pertemuan tingkat tinggi setingkat menteri di Jenewa pada Selasa lalu, pihaknya tengah mencari Rp8,626 triliun.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Sydney Morning Herald, Kamis 16 September 2021, Martin Griffiths mengatakan Rp17 triliun termasuk dana untuk banding itu serta tanggapan regional terhadap krisis Afghanistan.

Baca Juga: Usai Santri Viral, Kini Marak Gerakan Tutup Kuping saat Dengar Pidato Jokowi, Yan Harahap: Netizen Dilawan

Amerika Serikat (AS) juga menjanjikan Rp911 miliar dalam bantuan kemanusiaan baru di konferensi tersebut.

Sementara itu, Denmark mengatakan akan memberikan Rp725 miliar, Spanyol menjanjikan Rp455 miliar dan Norwegia tambahan Rp163 miliar. Sedangkan, China pada pekan lalu menjanjikan pasokan makanan dan kesehatan serta vaksin senilai Rp441 miliar.

Sekitar Rp2,84 miliar dari donor tersebut dialokasikan untuk Program Pangan Dunia PBB, yang menemukan bahwa 93 persen dari 1.600 warga Afghanistan yang disurvei pada Agustus dan September tidak mendapatkan cukup makanan.

Baca Juga: Krisdayanti Bongkar Gaji Fantastis Anggota DPR, Ferdinand: Sok Bicara Rakyat Menderita tapi Pendapatan Mewah

Lebih lanjut, Martin Griffiths mendesak para negara pendonor untuk warga Afghanistan mengubah janji tersebut menjadi suatu kontribusi tunai secepat mungkin.

“Dana itu akan menjadi penyelamat bagi warga Afghanistan yang kekurangan makanan, perawatan kesehatan, dan perlindungan," ujarnya menjelaskan.

Di lain sisi, Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mengatakan pihaknya telah menerima tuduhan tentang pembunuhan pembalasan oleh Taliban terhadap mantan pasukan keamanan Afghanistan.

Baca Juga: Rocky Gerung Gemar Membaca Alquran, Said Didu: Sampai Halaman yang Penting Dia Beri Tanda

Michelle Bachelet, berbicara kepada Dewan HAM, memperingatkan "fase baru dan berbahaya" bagi Afghanistan ketika Taliban melampaui batas kemanusiaan dan tidak menetapi janjinya.

Staf PBB juga telah melaporkan peningkatan serangan dan ancaman, tambahnya, tanpa memberikan secara spesifik.

Bachelet juga menyoroti informasi yang sangat meresahkan mengenai serangan Taliban di kantor beberapa kelompok advokasi.

Baca Juga: Cara Dapat Token Listrik Gratis 2021 Online Lewat stimulus.pln.co.id

“Bertentangan dengan jaminan bahwa Taliban akan menegakkan hak-hak perempuan, selama tiga minggu terakhir perempuan malah semakin dikucilkan dari ruang publik,” katanya.

Dia mengatakan gadis-gadis berusia di atas 12 tahun telah dilarang bersekolah di beberapa tempat di Afghanistan.

Sementara di perguruan tinggi, perempuan tetap boleh mengikuti kelas namun aturan lebih diperketat, seperti ruangan terpisah dan dosen laki-laki tidak boleh mengajar kelas perempuan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Sydney Morning Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x