Situs yang memicu boikot adalah sebuah masjid di prefektur Hotan, telah dihancurkan pada 2018, yang rencananya akan diubah Hilton menjadi hotel Hampton Inn.
Menurut laporan, Awad mengatakan pihaknya telah diberitahu mengenai proyek yang diusulkan pada awal Juni tersebut.
Sementara pada Juli lalu, komisi kongres AS bipartisan meminta Hilton Worldwide untuk tidak mengizinkan namanya dikaitkan dengan proyek hotel.
Menurut penelitian oleh lembaga Kebijakan Strategis Australia, sekitar 16.000 masjid di 900 lokasi Xinjiang hancur sebagian atau seluruhnya antara 2017 dan 2020.
Menara-menara telah dipindahkan dari masjid-masjid, beberapa dihancurkan rata dengan tanah di tempat-tempat yang diawasi ketat oleh China.
Penghancuran masjid-masjid telah diverifikasi oleh laporan di lapangan, dengan membandingkan foto satelit dari tahun-tahun sebelumnya hingga sekarang.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Insentif Rp3,55 Juta di Kartu Prakerja Gelombang 21, Ikuti Seleksinya di Link Ini
Para pejabat di Beijing mengatakan kepada Reuters awal tahun ini bahwa tidak ada situs keagamaan di Xinjiang yang dihancurkan atau dibatasi secara paksa dan mengundang mereka untuk mengunjungi daerah tersebut.
Dalam 12 hari pelaporan selama Ramadhan pada bulan April dan Mei, sebagian besar masjid yang dikunjungi wartawan Reuters telah dihancurkan sebagian atau seluruhnya.