Akui Jadi Sasaran Taliban, Warga Afghanistan yang Bekerja Bagi Inggris Sebut Ditinggalkan untuk Mati

- 19 September 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi Taliban.
Ilustrasi Taliban. /REUTERS/Mohammad Ismail.

Baca Juga: Geliat Vaksinasi di Jakarta Berada di Tren Positif, Anies Baswedan Sebut DKI Sudah Hijau

“Setiap pagi putri saya sekarang menanyakan kabar terbaru tentang evakuasi kami,” kata Shakib. Anak-anak saya terus bertanya tentang masa depan mereka. Istri saya benar-benar hancur. Mereka meninggalkan kita untuk mati,” ujarnya.

Untuk diketahui, Shakib dan keluarganya mulai meninggalkan rumah di Kabul pada bulan Juli, pasca ia menerima ancaman pembunuhan.

Ia mengaku bahwa beruntung dapat melarikan diri dua minggu lalu sebelum Taliban mengetuk pintu rumah kerabat tempat mereka tinggal.

“Teman saya, yang memiliki toko di sebelah rumah saya [di Kabul], mengatakan kepada saya bahwa Taliban mencari saya dan orang lain yang bekerja untuk orang asing,” katanya.

“Saya ingin menjalani kehidupan yang jauh dari rasa takut. Saya ingin keluarga saya damai dalam suasana demokrasi. Aku hanya ingin kita hidup," kata istri Ahmad menambahkan.

Baca Juga: Teroris OPM Tembaki Pasukan TNI Angkut Jenazah, Hidayat: Biadab, Negara Harus Lebih Serius Lindungi Nakes

Sebelumnya, Ahmad sudah melamar program kebijakan relokasi dan bantuan Afghanistan (Arap), yaitu skema pemerintah Inggris untuk membantu orang-orang yang telah bekerja dengan pemerintah Inggris agar bisa pindah pada 18 Agustus, tepat setelah Taliban merebut Kabul.

Shakib baru menerima balasan email empat hari kemudian, menanyakan detail keluarganya.

Ia awalnya merasa legah, namun hingga saat ini belum mendengar kabar lanjutan.

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x