Rusia Janji Kirim Bantuan ke Afghanistan Meski Belum Berniat Akui Pemerintahan Taliban

- 20 Oktober 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi bendera Rusia.
Ilustrasi bendera Rusia. /IGORN/Pixabay

PR DEPOK - Kementerian Luar Negeri Rusia mengungkapkan bahwa negaranya beserta China dan Pakistan telah bersedia memberikan bantuan ke Afghanistan.

Namun, Rusia menambahkan, bahwa pihaknya belum siap untuk mengakui pemerintah Taliban.

Janji bantuan kemanusiaan dan dukungan ekonomi datang setelah pembicaraan antara pejabat Rusia, Cina dan Pakistan, yang akan bergabung dengan perwakilan penguasa Islam Afghanistan pada pertemuan di Moskow pada Rabu, 20 Oktober 2021.

Baca Juga: 17 Misionaris Termasuk Bayi 8 Bulan Diculik, Geng Penculik di Haiti Minta Tebusan Rp14 Miliar Per Orang

Tetapi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia menahan pengakuan dari Taliban sambil menunggu mereka memenuhi janji yang mereka buat, termasuk inklusivitas politik dan etnis dari pemerintahan baru.

"Pengakuan resmi terhadap Taliban tidak sedang dibahas untuk saat ini"

"Seperti kebanyakan negara berpengaruh lainnya di kawasan ini, kami berhubungan dengan mereka. Kami mendorong mereka untuk memenuhi janji yang mereka buat ketika mereka berkuasa," kata Lavrov, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Soroti Rencana Penggunaan Nama Mustafa Kemal Ataturk untuk Jalan di Jakarta, Gus Umar: Kenapa Gak Gusdur Saja?

Kritikus mengatakan mantan gerakan pemberontak itu mundur dari janji untuk tidak mengesampingkan perempuan dan minoritas, atau menganiaya musuh.

Sebelumnya pada pertengahan Agustus, pemerintah Afghanistan runtuh ketika Amerika Serikat dan sekutunya menarik pasukan setelah 20 tahun di tanah, memimpin Taliban untuk merebut kekuasaan dalam serangan kilat.

Rusia, yang melakukan perangnya di Afghanistan dari 1979 hingga 1989, mencoba mengambil inisiatif diplomatik untuk menghindari ketidakstabilan di kawasan yang lebih luas yang dapat merusak kepentingannya.

Baca Juga: Kim Seon Ho Minta Maaf Soal Skandal yang Menjeratnya: Saya Menyakiti Mereka dan Bertindak Ceroboh

Secara khusus dikhawatirkan oleh kemungkinan militan Islam merembes ke wilayah bekas Republik Soviet di Asia Tengah, wilayah yang dilihat Moskow sebagai penyangga pertahanan.

Pejabat Rusia lainnya telah meredam ekspektasi pengakuan atas Taliban melalui pembicaraan hari ini.

Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan tidak akan bergabung dalam inisiatif tersebut tetapi berencana untuk melakukannya di masa depan.

Baca Juga: Soroti Oknum Polisi yang Nodai Anak di Sulteng Diimingi Pembebasan Ayahnya, Refirizal: Harus Dihukum Setimpal

Zamir Kabulov, perwakilan khusus Presiden Vladimir Putin di Afghanistan, mengatakan pekan lalu dirinya tidak mengharapkan ada terobosan besar dalam pembicaraan tersebut.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan Taliban sebagai upaya untuk mengetahui kondisi yang akan terjadi di Afghanistan ke depan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x