PR DEPOK - Pemerintah AS telah mengumumkan akan menghentikan pemberian bantuan dana darurat kepada Sudan setelah adanya kudeta militer kepada pemerintah transisi.
Sebelumnya, militer Sudan membubarkan pemerintah transisi dan mengumumkan keadaan darurat setelah menangkap PM Abdalla Hamdok dan beberapa anggota kabinet, serta pejabat sipil.
"AS menghentikan bantuan Rp9,9 triliun dalam alokasi bantuan darurat dana dukungan ekonomi untuk Sudan," ujar Jubir Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
Baca Juga: Vincent Verhaag Akui Terharu dapat Pesan Menyentuh dari El Barack, Suami Jedar: Kayak Pernah Terluka
Lebih lanjut, Ned Price mengatakan pihaknya akan mengevaluasi 'seluruh hubungan' dengan Sudan kecuali mereka kembali ke 'jalur transisi' menuju demokrasi.
"Kami juga akan mengevaluasi langkah selanjutnya untuk program Sudan," katanya menambahkan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Selasa, 26 Oktober 2021.
Secara tegas, Ned Price menuturkan bahwa Washington sangat mengutuk atas tindakan kudeta militer Sudan terhadap pemerintah transisi.
“Penangkapan pejabat pemerintah sipil dan pemimpin politik lainnya, termasuk Perdana Menteri Hamdok, merusak transisi negara ke pemerintahan sipil yang demokratis,” katanya.
Baca Juga: Meski Penghasilan sebagai Pengusaha Bakso Lebih Besar, Dimas Ahmad Tetap Pilih Jadi Artis