Bahkan rancangan sebelumnya menyerukan negara-negara untuk mempercepat penghapusan bertahap batubara dan subsidi untuk bahan bakar fosil.
Negara-negara seperti Australia dan India, penghasil emisi terbesar ketiga di dunia, telah menolak seruan untuk menghentikan penggunaan batu bara dalam waktu dekat.
Para ilmuwan sepakat penggunaan bahan bakar fosil harus diakhiri sesegera mungkin untuk menjaga kenaikan suhu global pada 1,5 derajat celcius.
Masalah krisis lainnya adalah pertanyaan tentang bantuan keuangan bagi negara-negara miskin untuk membantu mereka mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
Negara-negara kaya gagal memberi mereka Rp1,4 kuadriliun per tahun pada 2020, seperti yang telah disepakati, menyebabkan kemarahan yang cukup besar di antara negara-negara berkembang yang masuk ke dalam diskusi tersebut.
Draf terbaru mencerminkan kekhawatiran pada pertemuan tersebut, bahwa tujuan Rp1,4 kuadriliun belum terpenuhi dan mendesak negara-negara kaya untuk meningkatkan pendanaan mereka.
Draf baru mengatakan bahwa pada 2025 mendatang, negara-negara kaya harus menggandakan dana yang mereka sisihkan untuk adaptasi dari tingkat saat ini.
Sebuah langkah maju dari versi sebelumnya yang tidak menetapkan tanggal atau garis dasar.