Eropa Konfirmasi Kasus Kematian Pertama Virus Corona

- 16 Februari 2020, 08:44 WIB
Virus Corona, Suasana Rumah Sakit
Virus Corona, Suasana Rumah Sakit /Twitter

PIKIRAN RAKYAT - Kasus kematian akibat virus corona di luar Asia terjadi pertama kali di Paris, Prancis. Otoritas Prancis melaporkan seorang turis asal Tiongkok meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona dan dirawat secara medis di negara tersebut.

Seorang wisatawan asal Tiongkok tersebut yang identitasnya dirahasiakan yang berada di Prancis dikabarkan tewas, Sabtu sore, 15 Februari 2020 waktu setempat. Ini merupakan kasus tewas pertama di Eropa.

Seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari Antara Minggu, 16 Februari 2020 Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menuturkan dirinya diberitahu soal kematian satu pasien virus corona di Prancis.

Baca Juga: Beredar Isu Struk Jalan Tol Dapat Digunakan untuk Dapatkan Fasiitas Derek gratis dan Mengklaim Asuransi Senilai Rp 10 Juta, Ini Faktanya

Pasien yang tidak disebut namanya itu telah dirawat di rumah sakit di Paris sejak akhir Januari lalu.

Disebutkan Buzyn bahwa kondisi pasien itu memburuk dengan cepat setelah dalam kondisi kritis beberapa hari terakhir. Buzyn menyebut pasien yang meninggal ini merupakan seorang turis yang datang dari Provinsi Hubei, Tiongkok, dan berusia 80 tahun.

Sebelumnya, pasien terebut dirawat di rumah sakit Bichat, lokasinya di bagian utara kota Paris.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Hari ini Minggu, 16 Februari 2020: Berpotensi Hujan Lokal hingga Sore Hari

Pasien ini dilaporkan mengalami infeksi paru-paru yang disebabkan virus corona. Dia tiba di Prancis pada 6 Januari dan masuk rumah sakit sejak 25 Januari di bawah karantina ketat.

Wabah itu, yang diduga berasal dari pasar satwa liar di provinsi Hubei, Tiongkok tengah, telah memberikan kerusakan pada sektor ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Angka terbaru akibat virus Corona ini seperti yang dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters, menunjukkan 66.492 kasus penyakit dan jumlah kematian mencapai 1.523 orang.

Baca Juga: Bandung Timur Dikepung Banjir, Banyak Sepeda Motor Mogok

Di luar daratan Tiongkok, terdapat sekitar 500 kasus di sekitar dua lusin negara dan wilayah, dengan empat kematian di negara lain seperti di Jepang, Hong Kong, Filipina, dan terakhir di Prancis.

Jumlah kasus wabah virus corona melonjak drasti, bahkan setiap harinya korban meninggal terus bertambah.

Kasus-kasus yang terkonfirmasi atau didiagnosis secara klinis yang melibatkan rontgen paru-paru kini juga dihitung sebagai kasus positif virus corona, selain mengandalkan pada pemeriksaan laboratorium.

Baca Juga: Membabi Buta Hantam Korban dengan Palu dan Golok, Remaja di Depok Bawa Lari Sepeda Motor Yamaha

Melihat kasus kematian di Prancis, pria Tiongkok meninggal karena infeksi paru-paru karena virus mirip flu. Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menyampaikan harus ada sistem kesehatan untuk menghadapi virus corona ini, supaya tidak ada lagi kasus kematian di Prancis.

“Kita harus menyiapkan sistem kesehatan kita untuk menghadapi kemungkinan pandemi virus, dan oleh karena itu penyebaran virus di seluruh Prancis,” katanya.

Seorang ahli epidemiologi matematika di Universitas Oxford Inggris Robin Thompson mengatakan bahwa dengan hampir 50 kasus di Eropa, kematian tidak mengejutkan.

Baca Juga: Penyebaran Virus Corona Mencapai Momen Kritis Usai Liburan, Korban Tewas 1.500 Jiwa

"Namun, hal yang paling penting untuk ditunjukkan adalah bahwa masih belum ada penularan dari orang ke orang di Eropa," ujarnya.

Juru Bicara Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tidak mungkin untuk mengatakan di mana epidemi akan menyebar.

"Kami prihatin dengan terus meningkatnya jumlah kasus di Tiongkok," Tedros mengatakan pada Konferensi Keamanan Munich di Jerman," terangnya.

Baca Juga: Nuklir Tiongkok Mulai Bikin Cemas, Amerika Serikat Ajak Berunding dengan Rusia

“Kami prihatin dengan kurangnya urgensi dalam mendanai respon dari komunitas internasional, yang terpenting, kami khawatir tentang potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh virus ini di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah."ungkapnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x