Ratusan Warga AS Berlibur di Pantai Secara Berdesakan Saat Kematian Akibat Virus Corona Melonjak

- 26 Mei 2020, 11:53 WIB
RATUSAN warga Amerika Serikat berjemur di pantai secara berdesakan saat kematian akibat virus corona hampir mencapai 100.000 jiwa.*
RATUSAN warga Amerika Serikat berjemur di pantai secara berdesakan saat kematian akibat virus corona hampir mencapai 100.000 jiwa.* /Reuters/

PIKIRAN RAKYAT – Ratusan warga Amerika Serikat asyik berjemur di pantai, memancing dari perahu, dan berjalan-jalan di trotoar selama libur akhir pekan, meskipun angka kematian akibat COVID-19 di negara itu mendekati 100.000.

Liburan Memorial Day yang menandai dimulainya musim panas di AS biasanya adalah saat pemakaman di seluruh negeri dihiasi bendera AS dan diadakan upacara penghormatan bagi mereka yang gugur dalam perang.

Dilansir dari Antara, tahun ini, hari tersebut juga menjadi saat berduka atas hilangnya lebih dari 98.805 nyawa karena pandemi virus corona di AS.

Baca Juga: Pemkot Depok Hati-hati Sebut Klaster Penularan Covid-19 meski Kasus Positif Tembus 514 Orang 

Surat kabar The New York Times pada Minggu, 24 Mei 2020 mengisi halaman depannya dengan nama-nama dan rincian terpilih dari 1.000 korban, berusaha menggambarkan kemanusiaan dari nyawa-nyawa yang hilang.

"Kami berusaha memanusiakan angka-angka yang terus tumbuh dan telah mencapai kenaikan yang tak terduga sehingga benar-benar sulit untuk dipahami lagi. Ini tentang manusia biasa. Ini tentang korban tewas, mencapai angka yang benar-benar mengejutkan," kata Marc Lacey, editor nasional surat kabar tersebut, kepada Reuters.

Di antara para korban, berdasarkan berita kematian dan pemberitahuan kematian di ratusan surat kabar AS adalah Lila Fenwick (87), wanita kulit hitam pertama yang lulus dari Jurusan Hukum Harvard; Romi Cohn (91), menyelamatkan 56 keluarga Yahudi dari Gestapo; Hailey Herrera (25), ahli terapi pemula yang sangat berempati.

Baca Juga: Polisi Amankan 7 Orang Diduga Pelaku Pembacokan Acak di Depok, Diringkus di Bekasi 

Di AS, 50 negara bagian memiliki pelonggaran aturan pembatasan yang beragam. Di beberapa negara bagian, seperti Illinois dan New York, restoran masih tertutup untuk makan di tempat, demikian pula salon rambut.

Di banyak negara bagian selatan, sebagian besar bisnis terbuka, dengan pembatasan kapasitas.

Pekan lalu, 11 negara bagian melaporkan jumlah rekor kasus baru COVID-19, termasuk Alabama, Arkansas, Minnesota, North Dakota, New Hampshire, Maryland, Maine, Nevada, Utah, Virginia dan Wisconsin, menurut penghitungan Reuters.

Tidak jelas apakah kasus-kasus meningkat dari tes lebih lanjut atau gelombang kedua infeksi.

Baca Juga: Iwan Fals Dikabarkan Akan Gelar Konser Rayakan HUT PKI Malam Ini, Simak Faktanya 

Total kasus AS adalah lebih dari 1,7 juta, tertinggi di dunia, sementara model perkiraan untuk COVID-19 memprediksi angka kematian akan melebihi 100.000 pada 1 Juni.

Permohonan oleh para pejabat kesehatan dan banyak gubernur negara bagian untuk mengenakan masker di toko-toko dan di tempat umum disambut dengan protes dan perlawanan dari beberapa orang Amerika.

Media sosial dipenuhi dengan video-video bisnis yang menolak beberapa pelanggan yang marah dan menolak menutup mulut serta hidung mereka.

"Kita harus mengenakan masker di tempat umum ketika kita tidak bisa menjaga jarak. Sangat penting bagi kita untuk memiliki bukti ilmiah tentang betapa pentingnya mengenakan masker guna mencegah droplets itu menjangkau orang lain," kata Dr. Deborah Birx, koordinator respons untuk Gugus Tugas Gedung Putih, mengatakan pada Fox News Sunday.

Baca Juga: Perpanjangan PSBB Jadi Penentu, Anies Baswedan: DKI Jakarta Siap Jalani New Normal Bersama Covid-19 

Sementara orang Amerika sebagian besar mematuhi peringatan untuk menjaga jarak sosial selama liburan akhir pekan, ada beberapa pengecualian.

Ini termasuk beberapa pantai yang penuh sesak di Florida dan di negara-negara teluk lainnya, yang memaksa pihak berwenang untuk membubarkan pertemuan besar.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan pesta-pesta di negara bagian lain di mana orang-orang berdesak-desakan di kolam renang dan klub.

Salah satu pihak di klub Cle di Houston meminta Wali Kota Sylvester Turner memerintahkan petugas pemadam kebakaran di seluruh wilayah metropolitan untuk menegakkan aturan jarak sosial.

Baca Juga: Warga Dituntut Mampu Beradaptasi karena Virus Corona Belum Berakhir dan Obatnya Belum Ditemukan 

Pekan lalu Turner mengatakan pihak berwenang tidak akan secara paksa memastikan bisnis beroperasi dengan batasan kapasitas 50 persen untuk restoran dan 25 persen untuk bar.

Namun, dia berubah pikiran setelah menerima lebih dari 250 pengaduan kerumunan pada Minggu malam.

"Ada terlalu banyak orang yang datang bersama ke beberapa klub kami, bar kami, ke pesta kolam renang, tanpa jarak sosial, tanpa masker," kata Turner.

"Sudah jelas orang-orang berkerumun, tampaknya memenuhi kapasitas maksimum," ujar dia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x