Kecewa dengan AS Perihal Yaman, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab Kompak Menolak Panggilan Joe Biden

- 9 Maret 2022, 22:20 WIB
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab kompak menolak panggilan Joe Biden karena kecewa dengan AS perihal Yaman.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab kompak menolak panggilan Joe Biden karena kecewa dengan AS perihal Yaman. /Unsplash/Aaron Burden

PR DEPOK - Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah membuat kecewa para pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, terbukti dengan negara-negara itu terus menolak panggilan selama beberapa minggu.

Merasa kecewa dengan AS, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Uni Emirat Arab Shiekh Mohammed bin Zayed al Nahyan kompak untuk menolak panggilan dari Joe Biden.

Adapun rasa kecewa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ini terjadi karena berbagai tindakan AS begitu sembrono, termasuk momen serangan rudal dan pesawat tak berawak baru-baru ini dari Yaman, yang diklaim oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran.

Baca Juga: Cara Memberi Ulasan dan Rating Pelatihan Kartu Prakerja

Selain karena serangan rudal dari Yaman, AS membuat kecewa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang berasal dari keadaan negosiasi dalam kesepakatan nuklir Iran yang semakin dekat.

Menurut Kepala IAEA Rafael Grossi, negosiasi kesepakatan nuklir Iran sangat kompleks, tetapi kembali tidak memperhitungkan kepentingan keamanan Arab Saudi dan UAE.

Padahal selama perang Rusia-Ukraina, AS telah mendorong untuk memperbaiki hubungannya dengan kedua negara karena tampak bisa menahan krisis minyak yang akan mencapai harga tertinggi, seiring dengan keputusan Joe Biden yang melarang impor dari Rusia.

“Ada beberapa harapan dari panggilan telepon [antara Biden dan MBS], tetapi itu tidak terjadi,” kata seorang sumber Amerika kepada WSJ, yang mana panggilan itu dimaksudkan untuk fokus menyalakan keran minyak Arab Saudi, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Wall Street Journal.

Baca Juga: China Soal Dituduh Tahu Rencana Perang Rusia di Ukraina: Media AS Bermain Ganda, Sebar Kebohongan

Sedangkan saat ini, dukungan dari raksasa minyak Timur Tengah semakin penting untuk AS, yang bisa menciptakan persatuan melawan Rusia karena perang berkelanjutan dengan Ukraina.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Wall Street Journal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x