Korea Utara Kembali Luncurkan Uji Coba Rudal Balistik, Amerika Serikat Siap Jatuhi Sanksi Baru

- 11 Maret 2022, 10:00 WIB
 Ilustrasi rudal balistik yag diluncurkan Korea Utara.
Ilustrasi rudal balistik yag diluncurkan Korea Utara. /Pixabay.com/English

PR DEPOK - Korea Utara baru-baru ini diklaim telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua untuk kesekian kali, sejak Januari 2022.

Dua kali uji coba rudal balistik baru-baru ini yang dilakukan oleh Korea Utara terhadap sistem rudal balistik antarbenua, Intercontinental ballistic missile (ICBM).

Menanggapi hal tersebut, pejabat senior Amerika Serikat telah menyatakan bahwa Korea Utara akan dihukum dengan sejumlah sanksi baru.

Baca Juga: Tuding Ukraina Bohong Soal Serangan Rudal ke Rumah Sakit, Cuitan Kedutaan Besar Rusia Dihapus Twitter

Namun, menurut Korea Utara, mereka melakukan tes rudal balistik pada 26 Februari dan 4 Maret hanya difokuskan pada pengembangan satelit pengintai.

Peluncuran rudal tersebut juga diyakini akan menandai berakhirnya moratorium yang diberlakukan sendiri oleh Pyongyang sejak 2017, tetapi telah membuat ketegangan militer di semenanjung Korea dan sekitarnya.

Sebagai informasi, Korea Utara telah melakukan tiga tes rudal kendali balistik antarbenua terakhir pada bulan November 2017 dari sebuah rudal Hwasong-15, yang dianggap cukup kuat untuk mencapai Washington dan seluruh benua Amerika Serikat.

Baca Juga: Lirik Lagu Melting - BamBam (OST Business Proposal) dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Hal tersebut menambahkan, seorang pejabat AS mengklaim, dua tes baru-baru ini "melibatkan sistem rudal balistik antarbenua yang relatif baru", yang pertama kali dipamerkan Pyongyang pada parade militer pada Oktober 2020.

"Ini adalah eskalasi yang serius," kata seorang pejabat Amerika Serikat, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari NDTV.

"Ketika tes penuh dilakukan, Korea Utara kemungkinan akan berusaha menyamarkannya sebagai peluncuran luar angkasa," tambahnya.

Baca Juga: Kabar Baik! Rusia Tidak Akan Membuat Konfliknya dengan Ukraina Menjadi Perang Nuklir, Tapi...

Pejabat AS itu meyakini hal tersebut karena sebelumnya, Korea Utara telah melakukan serangkaian peluncuran roket kuat yang diklaim sebagai bagian dari program luar angkasa sipil.

Sementara itu, Korea Utara sudah berada di bawah sanksi internasional atas program rudal dan senjata nuklirnya.

Departemen Keuangan AS juga akan mengumumkan langkah-langkah baru pada Jumat 11 Maret, untuk membantu mencegah Pyongyang mengakses barang dan teknologi asing, untuk memajukan program rudalnya.

Baca Juga: Suho EXO Kejutkan Penggemar dengan Comeback Album Solo pada April 2022, SM Entertainment Beri Konfirmasi

Di sisi lain, rudal balistik antarbenua milik Korea Utara yang diluncurkan pada parade 2020, analisis militer AS meyakini bahwa itu tampaknya menjadi rudal berbahan bakar cair terbesar di dunia.

Rudal balistik antarbenua tersebut kemungkinan dirancang untuk membawa banyak hulu ledak di kendaraannya.

Namun, pengamat militer Korea Utara mengklaim bahwa, perangkat rudal yang dipamerkan Pyongyang di parade militernya, mungkin tiruan atau model, dan tidak ada bukti bahwa perangkat itu berfungsi sampai diuji.

Baca Juga: Bantah Serang Rumah Sakit Anak-Anak dan Bersalin di Mariupol, Rusia: Ini Rekayasa Ukraina

Korea Utara telah mengisyaratkan pada Januari 2022 bahwa, mereka mungkin akan mencabut moratorium, dan telah melakukan sembilan uji coba senjata tahun ini, termasuk rudal balistik hipersonik dan jarak menengah yang dilarang.

Selain itu, media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa Kim Jong Un telah mengunjungi pusat ruang angkasa di Pyongyang, dan memuji para ilmuwan di sana atas pekerjaan mereka pada rudal pengintai.

Menanggapi masalah peluncuran rudal balistik antarbenua milik Korea Utara, nampaknya telah menjadi tantangan awal bagi presiden terpilih baru Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, yang telah bersumpah untuk mengambil garis keras dengan provokasi negara tetangganya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah