Studi Klinis Hydroxychloroquine Dilanjutkan, Jurnal Kesehatan Terkemuka Minta Maaf

- 6 Juni 2020, 13:00 WIB
Hydroxychloroquine.*
Hydroxychloroquine.* /REUTERS/

Data diketahui disediakan sebuah perusahaan yang tak banyak dikenal, Surgisphere Corporation berbasis di Chicago, Amerika Serikat.

Baca Juga: PSBB Bodebek Diperpanjang Sampai 2 Juli, Terapkan Sistem Proporsional

Para ilmuwan dari luar itu menunjuk adanya inkonsistensi data yang sebagian langsung dikoreksi, selain ketiadaan transparansi tentang negara dan rumah sakit asal data.

Dalam pernyataannya kepada pers, 3 Juni lalu, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kalau badan dunia itu telah selesai meninjau data tingkat kematian yang dimaksud studi itu dan mendapati, “tidak ada alasan untuk memodifikasi uji yang telah berjalan.”

Tedros lalu menginstruksikan para peneliti yang bekerja dalam uji klinis skala besar di bawah naungan WHO, Solidarity Trial, untuk kembali menguji hydroxychloroquine bersama sejumlah kandidat obat COVID-19 yang telah ditetapkan sebelumnya.

Baca Juga: Kabar Baik, Satu Kelurahan di Depok Berhasil Catatkan Nol Kasus Virus Corona

Sebanyak lebih dari 4000 rumah sakit di 35 negara berpartisipasi dalam Solidarity Trial, yang melibatkan ribuan pasien.

The Lancet, dalam pernyataannya pada Kamis 4 Juni 2020, mengungkapkan kalau makalah "Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis" akhirnya telah ditarik tiga penelitinya.

Alasannya menurut The Lancet, ketiganya tidak mampu menyelesaikan audit oleh tim independen atas data yang membuat analisis mereka diragukan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dikabarkan Kenakan Sepatu Saat di Dalam Masjid, Simak Faktanya

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Vox


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x