Kota Jilin sebagian mengalami lockdown pada Sabtu, 12 Maret 2022, sementara penduduk Yanji, daerah perkotaan yang berbatasan dengan Korea Utara, dikurung di rumah mereka pada Minggu kemarin.
China, tempat virus itu pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, telah mempertahankan kebijakan nol-COVID yang ketat.
Kebijakan itu ditegakkan dengan lockdown cepat, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal ketika klaster telah muncul.
Baca Juga: Cara dan Langkah untuk Beli Pelatihan dengan Kartu Prakerja Gelombang 23 agar Dapat Rp3,4 Juta
Tetapi gejolak terbaru, didorong oleh varian Omicron yang sangat menular dan lonjakan kasus tanpa gejala, sedang menguji kemanjuran pendekatan itu.
Zhang Yan, seorang pejabat komisi kesehatan Jilin, mengakui bahwa tanggapan dari pihak berwenang setempat kurang.
“Mekanisme tanggap darurat di beberapa daerah tidak cukup kuat,” katanya pada konferensi pers.
Baca Juga: Berunjuk Rasa Memprotes Invasi ke Ukraina, Lebih dari 750 Orang di Rusia Ditangkap
“Ada pemahaman yang cukup tentang karakteristik varian Omicron dan penilaiannya tidak akurat,” lanjutnya.
Penduduk Jilin telah menyelesaikan enam putaran pengujian massal, dengan kota tersebut melaporkan lebih dari 2.200 kasus varian Omicron sejak Sabtu lalu.