Sebelumnya, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China telah membantah tudingan pejabat AS yang tidak disebutkan yang mengklaim bahwa China telah berbagi informasi intelijen AS tentang serangan Rusia yang akan segera terjadi di Ukraina.
Ia juga membantah tudingan bahwa China telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin menunda rencana invasi ke Ukraina sampai Olimpiade Musim Dingin di Beijing selesai.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 24 Dibuka Besok Kamis Pagi untuk 300 Ribu Orang
China juga membantah bahwa Rusia telah meminta bantuan militer dari China dan menyebut tuduhan itu sebagai disinformasi.
Sebaliknya, ia menegaskan bahwa China memiliki hak untuk melindungi kepentingannya dari dampak perang Rusia-Ukraina.
"China memiliki hak untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah dan sah," katanya.
Baca Juga: Doni Salmanan Akhirnya Minta Maaf, Berharap Hukumannya Diringankan
Kantor berita China sebelumnya hanya membuat satu penyebutan singkat tentang masalah Ukraina ketika memuat pernyataan China tentang pembicaraan yang sebagian besar berfokus pada hubungan China-AS dan mengelola perbedaan di antara mereka, khususnya di Taiwan.
"China dan Amerika Serikat harus memperkuat dialog dan kerja sama, mengelola perbedaan dengan baik dan mencegah konflik dan konfrontasi," kata Yang.
Kedua pihak juga bertukar pandangan tentang isu-isu internasional dan regional termasuk Ukraina, Semenanjung Korea, masalah nuklir Iran dan Afghanistan.