Dijuluki Bubble Tea Girl, Remaja di Tiongkok Koma Selama 5 Hari karena Kecanduan Minuman Manis

- 13 Juni 2020, 12:10 WIB
SEORANG remaja yang kecanduan bubble tea mengalami koma selama lima hari usai.*
SEORANG remaja yang kecanduan bubble tea mengalami koma selama lima hari usai.* /AsiaWire via 7news/

PR DEPOK - Segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik untuk dilakukan. Seperti halnya dalam mengonsumsi makanan atau minuman, terutama yang mengandung gula.

Tanpa disadari makanan yang dikonsumsi sehari-hari bisa saja mengandung gula berlebih yang ternyata menyimpang bahaya tersendiri bagi tubuh.

Sementara, kandungan gula yang berlebihan akan memicu timbulnya berbagai penyakit.

Baca Juga: Polres Metro Jakarta Utara Tangkap Artis Jerry Lawalata Akibat Dugaan Narkoba 

Seperti seorang gadis remaja yang kecanduan memakan bubble tea. Ia mengalami koma selama lima hari setelah minum dua cangkir sehari dalam sebulan dan kemudian gagal mengendalikan asupan gula.

Gadis berusia 18 tahun itu mendapat julukan Bubble Tea Girl setelah dokter mengungkapkan ia mencatat kadar gula darah sekitar 25 kali lebih tinggi dari jumlah normalnya.

Remaja yang berasal dari Shanghai, Tiongkok Timur itu memiliki berat 125 kilogram ketika dia koma di Rumah Sakit Ruijin.

Dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari 7News, pada 13 Juni 2020, menurut ibunya, ia kecanduan minuman manis termasuk bubble tea dan cola.

Baca Juga: Terbaru, Pelaksanaan Akad Nikah Bisa Dilakukan di Luar KUA, Cek Syaratnya 

Tenaga medis gawat darurat dokter di salah satu RS di Shanghai, Lu Yiming mengatakan gadis itu jatuh koma akibat diabetes yang disebabkan oleh hiperglikemia atau kadar gula darah yang sangat tinggi.

Kasus seperti ini juga bukan hanya menimpa gadis itu, seminggu sebelumnya, ia ditemukan tidak sadarkan diri oleh anggota keluarganya, penggemar bubble tea lainnya juga mengalami gejala-gejala termasuk kehausan, mual, dan sering buang air kecil.

Menurut dokter Lu Yiming, ini semua merupakan tanda-tanda komplikasi terkait yang dikenal sebagai ketoasidosis diabetikum atau DKA.

Selama menjalani perawatan, gadis itu memakai ventilator dan hemodialisis sebelum akhirnya bangun dari koma lima hari kemudian.

Baca Juga: Tanggapi Isu Miring Soal Dirinya, Dokter Reisa Angkat Bicara Alasannya Jadi Jubir COVID-19 

Usai pulih dari koma, pada 1 Juni 2020, kondisinya dianggap lebih stabil, dan gadis itu dipindahkan ke Rumah Sakit Nanxiang untuk perawatan lebih lanjut.

Berdasarkan laporan, pada saat keluar dari Rumah Sakit Ruijin, dia mengalami penurunan berat badan yang drastis, hampir kehilangan 35 kilogram.

Setelah mengalami penyakit yang ia derita, remaja itu pun berjanji tidak akan lagi minum bubble tea lagi secara berlebihan.

Dokter Lu mengungkapkan dia telah merawat tiga pasien kelebihan berat badan serupa dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Bercermin dari Negara Lain, Ridwan Kamil Tak Ingin Ada Klaster COVID-19 Pendidikan di Jabar 

Pada bulan Januari, Rumah Sakit Afiliasi Pertama dari Universitas Kedokteran Xinxiang di provinsi Henan, Tiongkok Tengah, mengakui seorang bocah lelaki berusia 13 tahun yang gagal mencerna bola-bola tepung tapioka atau boba dalam dua cangkir bubble tea.

Bubble tea itu membentuk dua benjolan besar di ususnya dan harus diangkat dalam operasi darurat.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: 7 News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah