Menanggapi hal tersebut, pihak berwenang Shanghai telah menolak untuk melakukan Lockdown di kotanya, tetapi tindakan Lockdown berlaku untuk kota lain di China.
Mengetahui hal itu, beberapa penduduk di China mengklaim bahwa mereka telah di Lockdown jauh lebih lama dari yang diperingatkan.
Hal tersebut menambahkan, sejumlah warga lainnya khawatir dengan stok makanan segar, dan pengiriman bahan kebutuhan lainnya.
Baca Juga: Jadwal Pencairan Bansos BPNT Kartu Sembako Rp600 Ribu, Cek Nama Penerima Online di Link ini
"Hari-hari lockdown telah meningkat dua kali lipat," kata seorang warga yang tidak disebut namanya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari TheGuardian.
"Kebijakan berubah setiap hari, harga naik setiap hari, saya harus bangun jam 5 setiap hari untuk mengambil makanan, beginilah cara pemerintah kita memperlakukan warganya?" ucap seorang warga asal China itu.
Selain itu, sejumlah warga di kota lain sudah tidak menganggap Covid-19 merupakan hal yang berbahaya, dengan memberikan pernyataan seperti ini.
"Saya tidak takut dengan virus corona, saya takut tidak bisa mendapatkan pengobatan untuk penyakit lain," ujar salah satu warga di Weibo (medsos asal China).
Baca Juga: Haji Faisal Bertemu dengan Doddy Sudrajat di Kediamannya, Begini Reaksi Ayah Fuji
Di sisi lain, Presiden China Xi Jinping, telah memastikan biaya pengobatan Covid-19 dengan biaya yang paling rendah, untuk membangun kembali ekonomi sosial.