"Situasi akan memburuk dalam dua minggu ke depan dan orang-orang akan mulai sekarat jika tidak diambil tindakan sekarang," tambahnya, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
Ia memperingatkan bahwa setiap kematian pasien karena kekurangan obat dapat mengakibatkan kerusuhan di rumah sakit.
Selain itu, Dr Senal Fernando menambahkan bahwa pemerintah telah gagal untuk mengakui atau transparan tentang tingkat keparahan krisis.
Baca Juga: Dokumen yang Harus Disiapkan untuk Mengikuti Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN 2022
“Pemerintah tidak peduli. Mereka tidak memberi tahu orang-orang apa pun,” tandasnya.
Sri Lanka, negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang, sedang bergulat dengan krisis keuangan terburuknya dalam beberapa dasawarsa.
Ekonomi yang terpukul oleh pandemi Covid-19 telah didorong ke ambang kehancuran, sebagian karena pemerintah Rajapaksa menggunakan cadangan luar negeri negara itu untuk melunasi utangnya.
Dalam waktu kurang dari dua tahun, cadangan tersebut telah anjlok lebih dari 70 persen.