Rasmus Paludan dikenal luas karena komentar dan ideologinya yang anti-Islam dan rasis, dirinya bahkan dilarang untuk untuk mempraktikkan hukum atas profesinya sebagai pengacara.
Rasmus Pauldan yang juga dikenal sebagai seorang YouTuber ini terus-menerus dihukum karena pernyataan rasisnya dan penghinaan serta sentimen anti-Islamnya.
Pada tahun 2019, Rasmus Pauldan membakar Al-Quran yang dibungkus dengan daging babi asap, yang menyebabkan dirinya dilarang menggunakan Facebook selama sebulan.
Dia juga pernah dipenjara pada tahun 2020 di Denmark karena berbagai pelanggaran, termasuk rasisme.
Baca Juga: Berikut Enam Tips Mudik Nyaman, Nomor Empat Harus Anda Hindari
Rasmus Paludan juga dilarang meninggalkan Jerman pada tahun 2021 setelah dia berbicara tentang rencananya untuk melakukan tindakan anti-Islam di Berlin.
Namun, meskipun dia berencana untuk mengikuti pemilihan Swedia berikutnya yang dijadwalkan akan diadakan pada bulan September tahun ini, Rasmus Paludan tidak memiliki dukungan yang diperlukan agar bisa melanjutkan misinya, diperlukan tanda tangan untuk memenuhi syarat sebagai seorang kandidat.
Menyusul aksi rasisme dan kekerasan, juga deklarasi Rasmus Paludan, banyak negara Islam telah maju untuk mengutuk tindakan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan telah memanggil kuasa usaha Swedia Hakan Roth di Baghdad untuk memberitahunya tentang "protes pemerintah" pada hari Minggu.