"Satu orang meninggal karena luka tembak," kata seorang pejabat rumah sakit kepada AFP melalui telepon sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Chanel News Asia.
Dilaporkan 16 pengunjuk rasa lainnya terluka atas bentrokan tersebut, dengan delapan pengunjuk rasa yang membutuhkan tindakan operasi darurat, sementara delapan petugas polisi lainnya terluka.
Polisi mengatakan bahwa massa akan membakar sebuah tanker yang membawa solar ketika petugas menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka di kota Rambukkana, 95 km sebelah timur ibukota.
"Bukannya bubar, massa malah melempari batu. Pada saat itu petugas menembaki mereka," kata juru bicara polisi Nihal Thalduwa dalam sebuah pernyataan.
Jam malam yang tidak terbatas diberlakukan di daerah itu, menurut keterangan para pejabat setempat.
Laporan media lokal mengatakan para demonstran telah melemparkan kembali tabung gas air mata yang ditembakkan oleh petugas dalam aksi bentrok yang tak terelakkan.
Aksi protes tersebut adalah salah satu dari banyaknya aksi pertemuan spontan yang diadakan di sekitar Sri Lanka pada hari Selasa, setelah pengecer bahan bakar utama negara itu menaikkan harga hampir 65 persen.
Rekaman media lokal menunjukkan puluhan petugas polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru hara menembakkan gas air mata ke kerumunan.