Sekjen PBB Antonio Guterres akan Kunjungi Rusia dan Ukraina, Jubir: Berharap Membawa Perdamaian

- 24 April 2022, 07:30 WIB
Sekjen PBB, Antonio Guterres, dijadwalkan untuk berkunjung ke Rusia dan Ukraina pada minggu depan untuk perdamaian.
Sekjen PBB, Antonio Guterres, dijadwalkan untuk berkunjung ke Rusia dan Ukraina pada minggu depan untuk perdamaian. /Eduardo Munoz/REUTERS

PR DEPOK – Sekjen PBB Antonio Guterres dilaporkan akan melakukan perjalanan ke Moskow, Rusia dan Kyiv, Ukraina pada minggu depan.

Kunjungan yang dilakukan Antonio Guterres itu disebut dalam meningkatkan upaya untuk mengakhiri perang selama dua bulan di Ukraina.

Lebih dari lima juta orang telah melarikan diri dari Ukraina, dan ribuan telah tewas sejak Rusia menyerang pada 24 Februari.

Selain itu, ada kekhawatiran yang berkembang untuk sekitar 100.000 warga sipil yang masih tinggal di kota Mariupol yang terkepung.

Baca Juga: Ukraina Sebut Rusia Lanjutkan Serangan pada Pasukan Terakhir yang Bersembunyi di Mariupol: Tujuannya Teror

Guterres akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Selasa, 26 April 2022 mendatang, di mana ia juga akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Guterres kemudian akan melakukan perjalanan ke Kyiv pada Kamis, 28 April 2022, di mana ia akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.

Dalam kedua kunjungan tersebut, Guterres bertujuan untuk membahas langkah-langkah yang dapat diambil saat untuk menghentikan pertempuran dan membantu orang-orang mendapatkan tempat yang aman.

"Dia berharap untuk segera membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk membawa perdamaian ke Ukraina," kata juru bicara PBB, Eri Kaneko, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Minggu, 24 April 2022: Waspadai Hujan Disertai Angin Kencang Jelang Siang

Guterres menyebut invasi Rusia sebagai momen paling menyedihkan dalam lima tahun jabatan puncaknya di PBB.

Seruannya awal pekan ini untuk jeda kemanusiaan empat hari menjelang Paskah Ortodoks tidak didengarkan.

Guterres telah meminta untuk bertemu dengan para pemimpin kedua negara dalam surat terpisah yang diserahkan kepada misi permanen negara mereka di PBB, dalam upaya untuk mendapatkan kembali inisiatif diplomatik.

Dewan Keamanan PBB telah dilumpuhkan perang karena Rusia adalah salah satu dari lima anggota tetap dengan hak veto.

Baca Juga: Prakiraan Hujan di Indonesia 24 April 2022: Sebagian Jawa Barat Berpotensi Hujan Sedang

Pada bulan Maret, 141 negara dalam sesi darurat Majelis Umum mendukung resolusi mengutuk perang dan menyerukan Rusia untuk segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina.

“Perjalanan yang direncanakan adalah simbol dari apa yang seharusnya diperjuangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu perdamaian dan keamanan," kata mantan Kepala Urusan Politik PBB Jeffrey Feltman.

“Saya tidak berpikir salah satu dari kita seharusnya memiliki harapan yang berlebihan tentang apa yang akan dapat dicapai oleh sekretaris jenderal, tetapi dia memiliki kekuatan moral yang signifikan,” tambah Feltman.

Pejabat tinggi organisasi itu mengunjungi kedua ibu kota awal bulan ini untuk menjajaki kemungkinan gencatan senjata, dan kekhawatiran meningkat atas nasib warga sipil di Mariupol.

Baca Juga: Tes Ketajaman Mata: Menemukan Kesalahan pada Gambar Ini Berarti Pengelihatan Anda Masih Bagus

Kota pelabuhan yang penting secara strategis ini dikelilingi oleh tentara Rusia dan tentara serta warga sipil Ukraina bersembunyi di sebuah pabrik baja besar di pantai.

Dalam penilaian terbarunya, Institute for the Study of War mengatakan strategi Rusia tampaknya membuat kelaparan tentara dan warga sipil yang tersisa.

Ukraina, sementara itu, mengatakan pihaknya berharap koridor kemanusiaan dapat dibuka untuk memungkinkan warga sipil pergi.

Baca Juga: Jangan Sepelekan 10 Hal yang Ternyata Membuat Ibadah Puasa Sia-Sia, Apa Saja?

Guterres hanya memiliki sedikit kontak dengan Zelenskyy sejak perang dimulai, berbicara dengannya hanya sekali melalui telepon pada 26 Maret.

Putin belum menerima panggilan telepon Guterres atau melakukan kontak dengannya sejak Sekjen PBB mengatakan invasi itu melanggar piagam PBB.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x