PR DEPOK - PBB mengonfirmasi 127 warga sipil Ukraina yang terdiri dari wanita, anak-anak, dan orang tua berhasil dievakuasi usai terperangkap di pabrik baja Azovstal selama dua bulan terakhir.
Kini area pabrik bahkan sebagian besar Kota Mariupol sudah berada di bawah kendali Rusia.
Ratusan warga sipil itu dievakuasi dalam kondisi kelelahan dan tampak sangat pucat akibat kekurangan makanan hingga kehabisan energi akibat serangan Rusia.
Baca Juga: Abaikan Peringatan Rusia, Boris Johnson Kembali Janjikan Menambah Bantuan Militer untuk Ukraina
Evakuasi yang berlangsung selama lima hari terhitung sejak 29 April lalu itu dikoordinasi oleh PBB dan ICRC.
Setelah berhasil keluar dari pabrik baja, ratusan warga sipil Ukraina dibawa ke Kota Zaporizhzhia selama tiga hari menggunakan bus.
Selama bertahan di ruang bawah tanah pabrik, penduduk Ukraina benar-benar merasa terputus dari dunia. Mereka tidak bisa mendapatkan berita apapun dan tidak tahu kondisi yang menimpa kampung halamannya.
Baca Juga: Mantan Jenderal Tinggi AS Sebut Vladimir Putin akan Berupaya untuk Tetap Berkuasa Akibat Rasa Takut
Inna, penduduk Mariupol yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal sejak 2 Maret lalu bersama putrinya yang baru berusia 6 bulan mengungkapkan bahwa sebelum dievakuasi, mereka harus menjalani pemeriksaan ketat yang dilakukan oleh Rusia.