Kepala Negosiator Rusia Ungkap Perkembangan Pembicaraan Damai dengan Ukraina

- 10 Mei 2022, 17:40 WIB
Tank artileri Rusia rusak di medan perang di Trostianets, wilayah Sumy, Ukraina 15 April 2022. /Reuters/Zohra Bensemra
Tank artileri Rusia rusak di medan perang di Trostianets, wilayah Sumy, Ukraina 15 April 2022. /Reuters/Zohra Bensemra /

PR DEPOK - Kepala negosiator Rusia Vladimir Medinsky baru-baru ini mengungkap perkembangan pembicaraan damai dengan Ukraina.

Vladimir Meddinsky mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan Ukraina tidak berhenti.

Adapun pembicaraan damai Rusia dan Ukraina dilakukan dari jarak jauh.

Baca Juga: Hari Kemenangan Rusia, Vladimir Putin Singgung Invasi di Ukraina: Jangan Lupa Perang Dunia II

Terkait waktu pembicaraan damai langsung antara Rusia dan Ukraina, ia mengatakan bahwa pihaknya masih membutuhkan banyak hal.

"Kami membutuhkan lebih banyak detail untuk bertemu langsung," katanya pada hari Senin seprti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Jerusalem Post.

Untuk diketahui, Ukraina dan Rusia belum mengadakan pembicaraan damai secara tatap muka sejak 29 Maret, meskipun mereka telah bertemu melalui tautan video.

Baca Juga: Joe Biden Resmikan UU yang Pernah Dipakai Perang Dunia II, Rusia Soroti Sumber Dana Ukraina untuk Membayar AS

Rusia lantas menuduh Ukraina menghentikan pembicaraan damai dan menggunakan laporan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina untuk merusak negosiasi.

Tidak hanya itu, Rusia juga menyangkal telah menargetkan warga sipil dalam serangan yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bulan lalu bahwa ada risiko tinggi bahwa pembicaraan damai dengan Rusia justru akan berakhir karena kekejaman Rusia yang dilakukan saat mereka mundur dari bagian utara Ukraina di sekitar Kyiv.

Baca Juga: Swedia akan Umumkan Pilihannya Soal Keanggotaan NATO pada 15 Mei Mendatang

Intelijen Kementerian Pertahanan Inggris pada Senin pagi melaporkan bahwa persediaan amunisi berpemandu presisi Rusia kemungkinan telah habis. 

"Pada awal invasinya ke Ukraina, Rusia secara terbuka mempromosikan kemampuannya untuk melakukan serangan bedah dan membatasi kerusakan tambahan, namun, karena konflik terus berlanjut di luar perkiraan Rusia sebelum perang, persediaan amunisi berpemandu presisi Rusia kemungkinan telah sangat habis,” bunyi laporan tersebut.

Hal Ini telah memaksa penggunaan amunisi yang sudah tersedia tetapi sudah tua yang kurang dapat diandalkan, kurang akurat, dan lebih mudah dicegat.

Baca Juga: Usai Demonstrasi Anti-Pemerintah Berminggu-minggu, Perdana Menteri Sri Lanka Mundur dari Jabatan

“Rusia kemungkinan akan berjuang untuk mengganti persenjataan presisi yang telah dikeluarkannya," tulis laporan itu.

Selain itu, invasi Rusia ke Ukraina telah mengungkapkan kekurangan dalam kemampuannya untuk melakukan serangan presisi dalam skala besar.

Rusia pun melanjutkan agresi bersenjata skala penuh untuk membangun kontrol penuh atas oblast (wilayah) Donetsk dan Luhansk dan menciptakan koridor darat antara daratan Rusia dan Krimea yang diduduki.

Baca Juga: Perang Hari ke-76: AS Resmikan UU yang Pernah Dipakai Saat Perang Dunia II hingga Pemaksaan Rakyat Ukraina

Rusia juga mengerahkan pasukan di daerah Izium untuk menyerang ke selatan menuju kota-kota oblast Kharkiv Sulyhivka, Nova Dmytrivka, dan Kurulka.

Ivanka Trump dan Jared Kushner mencapai kesepakatan besar $32 juta dolar di Miami CondoDisponsori oleh Mansion Global

Di wilayah Donetsk, pasukan Rusia memfokuskan upaya mereka untuk menerobos garis pertahanan Ukraina menggunakan pesawat dan artileri untuk menguasai Kota Rubizhne dan Popasna dan kemudian melanjutkan ke barat ke Siversk, Slovyansk, Lysychansk, dan Avdiivka.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Jerusalem Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah