PR DEPOK – Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa, memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada Senin 9 Mei waktu setempat.
Keputusan mundurnya Perdana Menteri Sri Lanka itu usai pecahnya kekerasan politik yang menewaskan lima orang termasuk seorang anggota parlemen dan melukai hampir 200 orang.
Anggota parlemen Amarakeerthi Athukorala dari partai yang berkuasa menembak dua orang dan kemudian bunuh diri setelah dikepung oleh gerombolan pengunjuk rasa anti-pemerintah di luar Kolombo, Sri Lanka.
Sementara itu, politisi partai berkuasa lainnya yang tidak disebutkan namanya melepaskan tembakan ke pengunjuk rasa anti-pemerintah di kota selatan Weeraketiya, menewaskan dua orang dan melukai lima orang.
Sri Lanka telah mengalami pemadaman selama berbulan-bulan dan kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan dalam krisis ekonomi terburuknya sejak kemerdekaan.
Hal ini memicu demonstrasi damai selama berminggu-minggu melawan Presiden Gotabaya Rajapaksa, serta saudara lelakinya sang perdana menteri.
Sebelumnya sejumlah loyalis Rajapaksa menyerang pengunjuk rasa tak bersenjata yang berkemah di luar kantor presiden di kawasan pejalan kaki tepi laut di pusat kota Kolombo.
Baca Juga: Benarkah BPUM Cair Lagi di 2022? Ini Info Terbaru Soal BLT UMKM bagi Pelaku Usaha Mikro