Saingi AS, Rusia Kembangkan Senjata Mematikan Generasi Baru Rudal Hipersonik

- 12 Mei 2022, 10:55 WIB
Rudal Hipersonik Air-breathing Weapons Concept (HAWC) terlihat dalam konsepsi seorang seniman. Rusia dikabarkan telah mengembangkan generasi senjata mematikan ini.
Rudal Hipersonik Air-breathing Weapons Concept (HAWC) terlihat dalam konsepsi seorang seniman. Rusia dikabarkan telah mengembangkan generasi senjata mematikan ini. /Reuters

PR DEPOK - Rusia dikabarkan sedang mengembangkan generasi baru rudal hipersonik.

Adapun generasi baru rudal hipersonik milik Rusia ini  mampu melakukan serangan dari darat, udara atau laut.

Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia, generasi baru rudal hipersonik sedang dikembangkan untuk bersaing dengan persediaan Amerika Serikat.

Baca Juga: Intelijen AS: Vladimir Putin akan Gunakan Senjata Nuklir jika Hal Ini Terjadi

“Pekerjaan sedang dilakukan untuk menciptakan generasi baru rudal hipersonik berbasis darat, udara dan laut. Dalam hal karakteristik mereka, mereka akan melampaui perkembangan yang ada dan prospektif dari negara-negara terkemuka," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Mirror.

Tidak hanya itu, Rusia menurutnya berencana untuk melengkapi sistem penerbangan modern dengan rudal baru.

“Tes sudah berlangsung pada pembawa rudal Tu-22M3M,” katanya.

Baca Juga: Palestina Tak Terima Israel Selidiki Kasus Penembakan Wartawan Shireen Abu Akleh

Sebelumnya, pengembangan generasi baru senjata hipersonik oleh Rusia diumumkan oleh menteri pertahanannya Sergei Shoigu pada Agustus 2021.

“Ke depan, kami memiliki peningkatan jangkauan senjata hipersonik. Ini adalah peningkatan kecepatan, jika kita berbicara tentang hypersound yang sama, ini adalah peningkatan akurasi, ini, tentu saja, adalah adaptasi dari kapal induk ke jenis senjata baru,” ujarnya.

Dengan demikian, Rusia memiliki rudal dan amunisi presisi tinggi yang cukup.

Baca Juga: 5 Gubernur di Rusia Mengundurkan Diri, Imbas Perang di Ukraina?

"Rudal dan amunisi ini cukup untuk memenuhi semua tugas yang diberikan kepada angkatan bersenjata Rusia," katanya.

Sementara itu, seorang pejabat senior Pentagon Inggris mengatakan pada bulan Maret bahwa Rusia, yang mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari kehabisan amunisi berpemandu presisi.

Adapun rezim Vladimir Putin dituduh meniru tindakan Nazi.

Baca Juga: Anak Alami Gejala Hepatitis Misterius? Ini Tindakan yang Harus Dilakukan

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace akan menggunakan pidato utama untuk mengatakan bahwa Vladimir Putin dan lingkaran dalamnya harus memiliki nasib yang sama seperti Nazi, yang akhirnya dikalahkan dan menghadapi pengadilan Nuremberg atas kekejaman mereka.

“Melalui invasi mereka ke Ukraina, Putin, lingkaran dalam dan jenderalnya sekarang mencerminkan fasisme dan tirani 70 tahun yang lalu, mengulangi kesalahan rezim totaliter abad lalu. Nasib mereka juga harus, pasti, pada akhirnya sama," tuturnya.

Ia mengakui bahwa pengorbanan Rusia di masa lalu memang tidak boleh dilupakan.

Baca Juga: Sinopsis Crazy Rich Asians di Bioskop Trans TV, Kisah Cinta Anak Konglomerat Terhalang Restu

“Tetapi juga pelajaran tentang apa yang tersimpan bagi para pelaku kebrutalan yang tidak beralasan tersebut”

“Invasi mereka yang tidak beralasan dan ilegal ke Ukraina, serangan terhadap warga yang tidak bersalah dan rumah mereka, dan kekejaman yang meluas, termasuk dengan sengaja terhadap perempuan dan anak-anak merusak ingatan akan pengorbanan masa lalu dan reputasi global yang pernah dibanggakan Rusia,” ujarnya menambahkan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x