Network
PR DEPOK – Setelah Finlandia dan Swedia memutuskan bergabung NATO, banyak pihak menyoroti kekuatan militer kedua negara dan ancamannya untuk Rusia.
Ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan perangnya melawan Ukraina pada bulan Februari, dalihnya karena ia tidak bisa membiarkan negara itu bergabung dengan NATO.
Namun langkah Rusia itu menjadi bumerang besar-besaran karena Finlandia dan Swedia memutuskan netralitas selama beberapa dekade dan bergabung dengan NATO sambil meningkatkan aliansi dengan dua tentara top of the range.
Kepala NATO Jens Stoltenburg mengatakan, Finlandia dan Swiss akan disambut dengan tangan terbuka, dan mudah untuk mengetahui alasannya.
Baca Juga: Moskow Klaim 700 Pejuang Ukraina Telah Menyerah di Mariupol
Menurutnya, Finlandia dan Swedia akan membawa puluhan ribu tentara, persenjataan artileri yang tangguh, kemampuan mata-mata terbaik, dan beberapa kapal selam paling tenang dan paling mematikan di dunia.
Hal terpentingnya, semua bala bantuan itu akan ditempatkan dekat dengan negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lituania yang telah lama menjadi titik terlemah NATO dan di antara anggota yang paling mungkin diserang.
Untuk diketahui, Finlandia memiliki militer yang kecil tetapi sangat terspesialisasi, yang hampir satu-satu tujuannya adalah untuk mempersiapkan serangan oleh Rusia.
Meskipun hanya memiliki sekitar 20.000 tentara aktif, FInlandia masih memiliki wajib militer dengan semua pria di bawah usia 30 tahun harus bertugas setidaknya selama satu tahun.
