Pria 18 Tahun Lakukan Penembakan Brutal di SD Texas hingga Tewaskan 21 Orang, Berikut Kronologinya

- 25 Mei 2022, 13:48 WIB
Ilustrasi penembakan - Simak kronologi terkait penembakan brutal yang terjadi di SD Texas oleh pria berusia 18 tahun yang menewaskan 21 orang.
Ilustrasi penembakan - Simak kronologi terkait penembakan brutal yang terjadi di SD Texas oleh pria berusia 18 tahun yang menewaskan 21 orang. /Pexels/pixabay/

PR DEPOK - Pria berusia 18 tahun melakukan aksi penembakan brutal di sebuah sekolah dasar (SD) di Texas hingga tewaskan 21 orang.

Seorang pria bersenjata membunuh 19 anak dan 2 guru setelah menyerbu sebuah sekolah dasar di Texas pada hari Selasa.

Serangan tersebut merupakan dari pembunuhan massal bersenjata di Amerika Serikat dan juga penembakan sekolah terburuk di negara itu dalam kurun waktu hampir satu dekade.

Pembantaian dimulai dengan tersangka seorang pria berusia 18 tahun, yang diidentifikasi sebagai Salvador Ramos, menembak neneknya sendiri, menurut keterangan pihak berwenang sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Apakah BPUM 2022 Mulai Disalurkan? Segera Cek Rekening untuk Dapatkan BLT UMKM Rp600 Ribu

Kemudian dirinya melarikan diri hingga menabrakkan mobilnya di dekat Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, sebuah kota sekitar 130 km sebelah barat San Antonio.

Di sana pria tersebut melancarkan aksi penembakan brutal yang berakhir ketika dirinya terbunuh setelah ditembak oleh polisi.

Motif penembakan brutal yang dilakukannya hingga saat ini belum diketahui dengan jelas.

Baca Juga: Daftar DTKS agar Dapatkan Bansos 2022, Cek Status Penerima Lewat cekbansos.kemensos.go.id

Petugas penegak hukum melihat ada seorang pria bersenjata yang mengenakan pelindung tubuh, muncul dari kendaraannya dengan membawa senapan.

Dirinya bisa berhasil masuk ke gedung dan melepaskan tembakan, menurut keterangan Sersan Departemen Keamanan Publik (DPS) Texas Erick Estrada.

Sementara itu, Gedung Putih memberikan tanggapannya beberapa jam kemudian, Presiden AS Joe Biden yang tampak terguncang mendesak agar warga Amerika untuk menentang lobi senjata AS, yang ia tuduh karena menghalangi pemberlakuan undang-undang keamanan senjata api yang lebih keras.

Baca Juga: Borneo FC Bakal Pemusatan Latihan di Yogyakarta, Agendakan 2 Laga Uji Coba

Joe Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang setiap hari sampai matahari terbenam pada hari Sabtu untuk memperingati tragedi itu.

"Sebagai bangsa, kita harus bertanya, 'Kapan dengan nama Tuhan kita akan berdiri di lobi senjata?'" ungkap Joe Biden di televisi nasional.

Penembakan massal di Amerika sering menimbulkan protes publik dan juga seruan untuk pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat pada penjualan senjata dan juga kontrol terhadap senjata api lainnya yang umum di negara lain.

Baca Juga: Cair hingga Rp4,4 Juta, Cek Penerima BLT Anak Sekolah Lewat cekbansos.kemensos.go.id Sekarang Juga

Namun, tindakan seperti itu telah berulang kali gagal dalam menghadapi oposisi kuat yang dipimpin oleh Partai Republik.

Pihak berwenang mengungkapkan fakta bahwa tersangka dalam penembakan brutal yang terjadi pada hari Selasa bertindak sendiri.

Gubernur Greg Abbott mengatakan bahwa pria bersenjata itu tampaknya dibunuh oleh polisi yang menghadangnya di sekolah.

Baca Juga: Syarat dan Cara Ambil BPNT di Kantor Pos, Cukup Bawa 3 Dokumen Ini Bisa Bawa Pulang Uang Rp200 Ribu

Dalam keterangannya, dirinya juga menyebut bahwa ada dua petugas yang terkena tembakan, meskipun sang gubernur mengatakan bahwa luka-luka mereka tidak serius.

Setelah laporan awal yang bertentangan tentang jumlah korban tewas, pejabat keamanan publik Texas mengatakan Selasa malam bahwa ada 19 anak sekolah dan dua guru yang telah meninggal dalam serangan tersebut.

Komunitas tersebut, jauh di wilayah negara bagian Hill Country, memiliki sekitar 16.000 penduduk, yang mana hampir 80 persen dari mereka adalah orang Hispanik atau Latin, menurut data sensus.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x