China Dilaporkan Diam-Diam Bangun Fasilitas Militer di Salah Satu Negara Asia Tenggara

- 7 Juni 2022, 17:36 WIB
Ilustrasi bendera China.
Ilustrasi bendera China. /Reuters/Jason Lee/

PR DEPOK - Sebuah laporan mengklaim, China saat ini diam-diam membangun fasilitas militer untuk angkatan laut di salah satu negara Asia Tenggara.

Negara Asia Tenggara yang dimaksud dalam laporan tersebut adalah Kamboja, yang nantinya akan menjadi pos terdepan kedua di luar negeri dan yang pertama di kawasan Indo-Pasifik yang signifikan secara strategis.

The Washington Post melaporkan, kehadiran fasilitas militer akan berada di bagian utara Pangkalan Angkatan Laut Ream Kamboja, di Teluk Thailand.

Baca Juga: Jemaah Haji Diimbau Tak Sembarangan Merokok di Arab Saudi, Kemenag: Nanti Ditangkap

Ini adalah satu-satunya pangkalan militer asing China saat ini setelah fasilitas angkatan laut di negara Djibouti, Afrika Timur.

Pangkalan semacam itu dapat memungkinkan pengerahan pasukan militer di teater, dan pemantauan intelijen militer AS, menurut laporan itu.

Lebih lanjut dikatakan bahwa pangkalan angkatan laut baru adalah bagian dari strategi Beijing untuk membangun jaringan fasilitas militer di seluruh dunia untuk mendukung aspirasinya menjadi kekuatan global sejati.

Baca Juga: 6 Penyebab Dana BSU 2022 Senilai Rp1 Juta Gagal Cair untuk Pekerja

Memiliki fasilitas yang mampu menampung kapal angkatan laut besar akan menjadi elemen penting dari ambisi negara itu untuk memperluas pengaruhnya di kawasan itu, menurut pejabat dan analis AS.

"Kami menilai bahwa Indo-Pasifik adalah bagian penting bagi para pemimpin China, yang melihat Indo-Pasifik sebagai wilayah pengaruh yang sah dan bersejarah bagi China," kata seorang pejabat Barat.

"Mereka memandang kebangkitan China di sana sebagai bagian dari tren global menuju dunia multipolar di mana kekuatan besar lebih kuat menegaskan kepentingan mereka dalam lingkup pengaruh yang mereka rasakan," katanya lagi.

Baca Juga: Buat Laporan Balik Usai Dituding Gelapkan Uang Arisan, Ini Pasal yang Dituduhkan Krisna Mukti pada Pelapor

China telah menandatangani perjanjian rahasia untuk mengizinkan militernya menggunakan pangkalan itu, mengutip pejabat AS dan sekutu yang mengetahui masalah tersebut, menurut The Wall Street Journal yang diterbitkan pada 2019.

Namun, kedua negara telah membantah laporan tersebut. Pada saat itu, baik Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan Kementerian Pertahanan China telah menolak laporan tersebut.

"Apa yang telah kita lihat dari waktu ke waktu adalah pola yang sangat jelas dan konsisten dari upaya untuk mengaburkan dan menyembunyikan tujuan akhir serta tingkat keterlibatan militer China. Kuncinya di sini adalah penggunaan fasilitas eksklusif (PLA) dan memiliki pangkalan militer sepihak di negara lain," kata pejabat kedua kepada The Post.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Washington Post Asian News International (ANI)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah