Network
PR DEPOK - Singapura mendeteksi kasus cacar monyet pertama pada Senin, 6 Juni 2022.
Kementerian Kesehatan Singapura menjelaskan bahwa kasus pertama itu teridentifikasi dari pelaku perjalanan luar negeri yang transit di Bandara Internasional Changi menuju Bandara Kingsford Smith Sydney, Australia.
Pasien tersebut sebelumnya terbang dari Barcelona pada 1 Juni 2022 dan tiba di Singapura sehari setelahnya.
Baca Juga: AS Hadapi Tingkat Inflasi Terparah Gegara Invasi Rusia di Ukraina
Namun pasien yang dikonfirmasi berjenis kelamin pria itu terdeteksi saat menjalani pemeriksaan di Sydney.
Pria tersebut sempat menghabiskan waktu transitnya di area Bandara Changi selama satu hari penuh sampai melanjutkan penerbangannya pada 3 Juni 2022.
Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, kini Kementerian Kesehatan Singapura melakukan pelacakan kontak jarak dekat kepada semua penumpang dalam dua penerbangan yang berpotensi memiliki riwayat kontak fisik dengan pasien tersebut.
Baca Juga: Waspada! Ilmuwan Prediksi Mega Tsunami Setinggi 60 Meter Hantam Wilayah Ini
13 orang yang sudah terdeteksi melakukan kontak fisik dengan pasien akan dipantau kondisinya melaui sambungan telepon setiap hari selama tiga minggu ke depan.
Kementerian mengimbau agar seluruh penduduk Singapura tidak terlalu mengkhawatirkan risiko penularan virus cacar monyet di masyarakat.
Cacar monyet merupakan epidemi yang pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958.
Baca Juga: Update Perang Hari ke-105: Minyak Rusia Mengalir ke Asia hingga 1.000 Tentara Ukraina Dipindahkan
Virus cacar monyet kemudian menyebar dari hewan ke manusia hingga menimbulkan gejala seperti demam dan ruam yang berisi cairan pada kulit.
Hingga kini tingkat kematian kasus cacar monyet mencapai 1-10 persen.
Jalur penularan cacar monyet di antaranya air liur, cairan di nodul kulit, dan benda yang terkontaminasi.***
