Ilmuwan Temukan 'Bumi Super', Planet Mirip Bumi yang Mungkin Punya Kehidupan

- 28 Juni 2022, 19:25 WIB
Ilustrasi planet ‘Bumi Super’ yang menyerupai bumi.
Ilustrasi planet ‘Bumi Super’ yang menyerupai bumi. /Pixabay

PR DEPOK – Para ilmuwan dari Universitas Zurich, Swiss baru-baru ini melaporkan temuan planet baru menyerupai bumi yang disebut ‘Bumi Super’.

Studi baru yang diterbitkan hari ini di jurnal Nature Astronomy melaporkan bahwa Bumi Super di luar tata surya itu mungkin menampung bentuk kehidupan untuk jangka waktu yang lebih lama daripada bumi.

Beberapa planet di alam semesta bahkan bisa lebih layak huni daripada bumi dengan mendukung susunan organisme yang lebih luas.

Baca Juga: Mulai 1 Juli 2022 Beli Pertalite di Yogyakarta Wajib Login ke MyPertamina, Begini Cara Daftarnya

Para peneliti mengatakan exoplanet berbatu dengan atmosfer yang didominasi oleh hidrogen dan helium memiliki permukaan yang cukup hangat untuk menampung air cair di Bumi Super.

Kehadiran air menguntungkan bagi kehidupan sehingga planet-planet ini dapat menyediakan kondisi layak huni dan habitat eksotis bahkan mungkin selama 8 miliar tahun.

Bumi sebagai perbandingan, diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun dan memiliki setidaknya 1,5 miliar tahun tersisa untuk mendukung kehidupan.

Baca Juga: Main HP Dilarang di SPBU, Kenapa Bayar BBM Pakai MyPertamina? Ini Penjelasan LIPI

Para penulis mengatakan Bumi Super ini kemungkinan sangat sedikit kemiripannya dengan planet bumi dan mungkin menampung organisme pada tekanan yang sangat tinggi.

Peneliti menyebutkan bahwa Bumi Super dapat terbuat dari gas, batu, atau kombinasi keduanya.

“Kehidupan di jenis planet yang dijelaskan dalam karya ini akan hidup dalam kondisi yang sangat berbeda dari kebanyakan kehidupan di Bumi," kata para penulis seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daiy Mail.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos PKH Ibu Hamil Lewat HP untuk Dapat BLT Rp3 Juta Modal KTP

Miliaran tahun yang lalu, alam semesta awal hanya mengandung hidrogen dan helium, gas, yang tersedia di bahan pembentuk planet di sekitar bintang muda seperti matahari kita.

Oleh karena itu, semua planet membentuk atmosfer yang didominasi oleh kedua unsur tersebut, termasuk bumi.

"Ketika planet ini pertama kali terbentuk dari gas dan debu kosmik, ia mengumpulkan atmosfer yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium yang disebut atmosfer primordial," kata penulis studi Ravit Helled di University of Zurich.

Baca Juga: Paling Sombong, 4 Zodiak Berikut Dikenal Memiliki Sikap Arogan, Salah Satunya Taurus

Namun selama perkembangannya, planet-planet berbatu termasuk bumi kehilangan atmosfer primordial ini demi unsur-unsur yang lebih berat, seperti oksigen dan nitrogen.

Namun planet lain yang lebih masif dapat mengumpulkan atmosfer purba yang jauh lebih besar yang dapat mereka simpan tanpa batas dalam beberapa kasus.

Untuk penelitian ini, tim memodelkan hampir 5.000 exoplanet, beberapa terikat pada bintangnya dan beberapa mengambang bebas dan mensimulasikan perkembangannya selama miliaran tahun.

Baca Juga: Begini Cara Cek Nama Penerima BLT Ibu Hamil 2022 Melalui cekbansos.kemensos.go.id, Cukup Siapkan KTP

Para peneliti tidak hanya memperhitungkan sifat-sifat atmosfer planet tetapi juga intensitas radiasi bintang masing-masing serta panas internal planet yang memancar keluar.

Sedangkan di bumi, panas bumi ini hanya berperan kecil untuk kondisi di permukaan, namun dapat berkontribusi lebih signifikan pada planet dengan atmosfer purba yang masif.

Temuan menunjukkan bahwa tergantung pada massa planet dan seberapa jauh jaraknya dari bintangnya, planet-planet ini dapat menjaga lingkungan permukaan yang beriklim selama 8 miliar tahun asalkan atmosfernya cukup tebal antara 100 hingga 1.000 kali lebih tebal dari bumi.

Baca Juga: Begini Cara Cek Nama Penerima BLT Ibu Hamil 2022 Melalui cekbansos.kemensos.go.id, Cukup Siapkan KTP

"Apa yang kami temukan adalah bahwa dalam banyak kasus, atmosfer purba hilang karena radiasi intens dari bintang, terutama di planet yang dekat dengan bintangnya," kata Marit Mol Louis, mahasiswa PhD dan penulis utama.

Para peneliti mengatakan instrumen seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb, yang saat ini berada di luar angkasa dan Teleskop Sangat Besar yang saat ini sedang dikembangkan, seharusnya mengungkapkan lebih banyak tentang biomarker di atmosfer planet ekstrasurya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x