149 WNI Meninggal di Tahanan Imigrasi Malaysia, Diduga Diperlakukan Tidak Manusiawi

- 29 Juni 2022, 16:55 WIB
Ilustrasi tahanan berkewarganegaraan Indonesia di Malaysia.
Ilustrasi tahanan berkewarganegaraan Indonesia di Malaysia. /Pixabay

"Beberapa kali petugas meremehkan kondisi Nathan dengan mengatakan 'Kamu masih bisa bertahan kan?' dan hanya memberinya (Parasetamol)," kata Abu Mufakhir dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari AsiaOne pada 29 juni 2022.

Nathan meninggal dunia di pusat penahanan Tawau pada bulan Maret 2022. Penyebab kematiannya juga tidak disebutkan dalam data kematian.

Baca Juga: Turki Cabut Hak Veto, Keinginan Swedia dan Finlandia Gabung NATO Segera Terealisasi

Selain Nathan, Abu mengatakan ada seorang tahanan lain bernama Aris bin Siang. Aris meninggal pada bulan September 2022 di pusat Tawau setelah diduga ditolak perawatan medisnya.

"6 persen dari mereka yang ditahan meninggal. Ini bukan sesuatu yang bisa terjadi dalam keadaan normal, tidak ada air bersih, makanannya mengerikan, bagaimana mungkin orang tidak mati ketika mereka hanya tidur 2 hingga 3 jam sehari?" ucap Abu.

Kementerian Dalam Negeri Malaysia yang mengawasi departemen imigrasi dan operasinya, sejak 2019 melarang akses luar ke pusat-pusat penahanan negara tersebut, termasuk beberapa organisasi dunia seperti UNHCR dan badan pengungsi milik PBB.

Baca Juga: Cara Beli Pertalite Tanpa Aplikasi MyPertamina

Tom Andrews, pelapor khusus PBB untuk situasi di Myanmar mengatakan dalam kunjungannya baru-baru ini ke Malaysia bahwa ia tidak diberi akses untuk bertemu dengan para pengungsi Myanmar.

Bahkan ia tidak mendapat tanggapan atas beberapa surat yang dikirim ke Kementerian Dalam Negeri Malaysia.

"Saya sangat prihatin dengan laporan bahwa ratusan anak mungkin berada di fasilitas ini, termasuk anak-anak korban perdagangan manusia. Anak-anak tidak boleh ditempatkan di fasilitas penahanan migrasi," kata Andrews.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah