Cooper Roberts, Bocah 8 Tahun Tengah Berjuang Usai Jadi Korban Penembakan Massal di Highland Park

- 8 Juli 2022, 11:57 WIB
Ilustrasi - Cooper Roberts kini tengah berjuang dari patah tulang bagian belakang akibat penembakan massal di Highland Park.
Ilustrasi - Cooper Roberts kini tengah berjuang dari patah tulang bagian belakang akibat penembakan massal di Highland Park. /Pixabay/Maurício Mascaro.

PR DEPOK - Baru-baru ini, seorang anak laki-laki bernama Cooper Roberts menderita patah tulang bagian belakang akibat tembakan di dadanya akibat penembakan massal yang terjadi 4 Juli 2022 silam.

Kabarnya, penembakan massal initerjadi di Chicago saat wilayah tersebut sedang melaksanakan parade guna memperingati Hari Kemerdekaan Highland Park.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, sebanyak 7 orang tewas ditempat akibat penembakan massal tersebut.

Cooper Roberts yang berusia 8 tahun adalah salah satu orang yang terluka parah di antara puluhan orang yang selamat dari insiden penembakan massal tersebut.

Baca Juga: Berbeda dengan Kemensos, MUI Justru Minta ACT Tidak 'Dimatikan' dengan Alasan Ini

Cooper tercatat mendapatkan perawatan di rumah sakit, dan pada Kamis kemarin waktu setempat dalam kondisi kritis.

Saudara kembar Cooper, Luke turut dirawat di rumah sakit yang sama dengan luka pecahan peluru di tubuh bagian bawahnya, tapi telah dipulangkan setelah dokter mengangkat beberapa bekas peluru.

Juru Bicara, Anthony Loizzi dalam pernyataannya di Zoom mengabarkan, ibu dari kedua anak lelaki tersebut, Keely Roberts, menderita luka tembak di kakinya.

Sementara untuk ayah kedua anak lelaki itu sekaligus suami dari Keely, Jason Roberts, tidak mengalami cedera apa pun.

Baca Juga: Mayoritas Menlu G20 Hadiri Pertemuan di Bali, Ukraina Ikut secara Virtual

Dokter tidak yakin Cooper bisa kembali berjalan akibat parahnya cedera yang dialaminya di bagian tulang belakang.

"Cooper anak yang sangat aktif, dia senang bermain bisbil dan olahraga lainnya, dan dia sekarang sedang terbaring tidak sadarkan diri karena pengaruh obat," ucap Loizzi menjelaskan.

Lebih lanjut, Loizzi mengaku dirinya tidak mengetahui di mana Cooper dan saudaranya berada di sepanjang rute parade ketika penembakan massal di Highland Park terjadi.

"Dia berjuang sekeras yang dia bisa, ini adalah waktu yang sangat emosional bagi semua orang di lingkungan mereka," katanya lagi.

Baca Juga: Dinilai Gagal, Boris Johnson Mengundurkan Diri sebagai PM Inggris Usai Terus Didesak

Sementara itu, teman-teman keluarga Cooper membuat halaman GoFundMe untuk membantu mengatasi tagihan medis mereka.

Keluarga Cooper Roberts bukan satu-satunya keluarga yang menderita dari pertumpahan darah di Highland Park, Illinois, AS.

Irina McCarthy (35) dan suaminya Kevin McCarthy (37) menjadi satu keluarga yang dinyatakan tewas akibat penembakan massal tersebut.

Sedangkan, putra Irina dan Kevin yang masih berusia 2 tahun ditemukan berkeliaran tanpa cedera fisik. Tetapi kini menjadi yatim piatu setelah serangan brutal itu.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x