Perebutan Gas Alam Uni Eropa Merugikan Negara Miskin, Bagaimana Nasib Negara Berkembang?

- 11 Juli 2022, 15:05 WIB
Perebutan pasar gas alam oleh Uni Eropa memberatkan negara miskin dan negara berkembang.
Perebutan pasar gas alam oleh Uni Eropa memberatkan negara miskin dan negara berkembang. /Vincent West/REUTERS/

PR DEPOK - Anggota Uni Eropa secara aktif membeli gas alam cair (LNG) sebagai alternatif.

Uni Eropa membeli gas alam sebagai ganti pasokan pipa Rusia, sehingga negara-negara miskin tidak dapat bersaing untuk bahan bakar karena harga yang begitu tinggi.

Menurut laporan The Wall Street Journal, harga gas alam telah meroket 1.900 persen dari harga terendah dua tahun lalu.

Baca Juga: Info Terbaru Persyaratan Naik Kereta Api Antarkota Per 17 Juli 2022, Bebas Skrining jika Sudah Booster

Harga gas alam saat ini setara dengan membeli minyak seharga 230 dolar per barel, sementara LNG biasanya diperdagangkan dengan harga diskon untuk minyak.

Sama seperti negara miskin, negara berkembang juga tidak dapat bersaing dengan Uni Eropa untuk pasokan dengan harga sekitar 40 dolar per juta British thermal unit (MMBtu).

Menurut data Wood Mackenzie, negara-negara Uni Eropa telah meningkatkan impor LNG mereka hampir 50 persen tahun ini hingga 19 Juni.

Baca Juga: Cek Nama Penerima BPNT Juli 2022 Bisa Lewat Situs Ini, Siapkan Dokumen Berikut untuk Cairkan Bantuan

Pada saat yang sama, impor India selama periode tersebut turun 16 persen, sedangkan China memangkas pembelian sebesar 21 persen dan Pakistan sebesar 15 persen.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah