Pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri Tewas Terbunuh di Afghanistan, Begini Kronologinya

- 2 Agustus 2022, 15:15 WIB
Teroris paling cari di dunia, Ayman Al Zawahiri.
Teroris paling cari di dunia, Ayman Al Zawahiri. /Reuters

PR DEPOK - Salah satu teroris paling dicari di dunia, Ayman Al Zawahiri tewas akibat serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS).

Terlepas dari hadiah $25 juta AS untuk kepalanya, Al Zawahiri kerap muncul di tempat umum ketika pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah AS terus mengejar salah satu perencana serangan 11 September 2001 dan pewaris Osama bin Laden.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Kembali Positif Covid-19, Gedung Putih: Tidak Ada Gejala Baru

AS terus melacak Al Zawahiri selama bertahun-tahun sebelum serangan pesawat tak berawak miliknya menewaskan pemimpin Al Qaeda itu pada akhir pekan lalu.

Diketahui, menurut keterangan dinas intelijen AS, Al Zawahiri telah lama bersembunyi di daerah terpencil di Afghanistan.

"Operasi untuk menemukannya dan membunuhnya adalah hasil kerja sabar dan gigih dari komunitas kontra-terorisme dan intelijen," ujar salah satu pejabat administrasi AS seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The National pada Selasa, 2 Agustus 2022.

Baca Juga: Tempatkan Pasukannya di PLTN Terbesar di Ukraina, AS: Rusia Ingin Jadikan Perisai Nuklir

Dalam laporan intelijen sebelumnya, tahun ini keluarga Al Zawahiri termasuk istri, putri, dan anak-anaknya telah pindah ke rumah di Kabul dan kemudian mengidentifikasi Al Zawahiri di lokasi yang sama.

Agen intelijen AS kemudian mengawasi rumah itu selama beberapa bulan, semakin yakin bahwa mereka telah mengidentifikasi Al Zawahiri dengan benar.

Pada awal April, mereka memberi pengarahan kepada pejabat senior administrasi. Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan kemudian memberi penjelasan kepada Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Kematian Pertama Akibat Cacar Monyet di India Terjadi Setelah Bertolak dari UEA

“Kami mampu membangun pola kehidupan melalui berbagai sumber informasi independen untuk menginformasikan operasi tersebut,” kata pejabat itu.

Pejabat pertahanan dan intelijen menyelesaikan rencana tersebut pada bulan Juni dan mempresentasikannya kepada Biden di ruang khusus Gedung Putih pada tanggal 1 Juli.

"Biden mengajukan pertanyaan terperinci tentang apa yang kami ketahui dan bagaimana kami mengetahuinya,” tuturnya lagi.

Joe Biden bertanya tentang pencahayaan, cuaca, bahan konstruksi dan faktor lain yang dapat memengaruhi keberhasilan operasi.

Baca Juga: Lewat Program Digital Desa, Ridwan Kamil Berkomitmen Perluas Jaringan Internet hingga 5.300 Desa di Jawa Barat

Presiden AS juga meminta analisis tentang konsekuensi potensial dari pemogokan di Kabul.

Pada 25 Juli, presiden mengumpulkan anggota kabinet dan penasihat utamanya untuk menerima pengarahan terakhir dan membahas rencana pembunuhan Al Zawahiri akan memengaruhi hubungan Amerika dengan Taliban, di antara masalah-masalah lain.

Setelah meminta pandangan dari orang lain di ruangan itu, Joe Biden mengizinkan serangan udara yang dirancang dengan tepat dengan syarat meminimalkan risiko korban sipil.

Pada hari Minggu pagi, pukul 6.18 pagi waktu setempat, sebuah pesawat tak berawak AS yang dipersenjatai dengan dua rudal Hellfire yang dipandu dengan presisi membunuh pemimpin Al Qaeda di balkonnya.

Baca Juga: Cara Cek Bantuan PKH 2022 Tahap 3 Online Lewat HP di Aplikasi Cek Bansos

Rudal-rudal itu tampaknya merupakan versi modifikasi dari Hellfire, dengan bahan peledak tingginya bisa menghancurkan seluruh rumah.

Foto-foto bangunan menunjukkan hanya beberapa jendela di satu lantai yang pecah, dan sisanya utuh.

Pejabat itu tidak memberikan perincian tetapi menyatakan keyakinan kuat bahwa Zawahiri telah terbunuh dan tidak ada orang lain yang terluka.

Baca Juga: Mulai Dipasang, Berikut Ketentuan Ukuran Bendera Merah Putih yang Benar Menurut Undang-undang

Pejabat itu mengatakan serangan itu memberikan pukulan yang signifikan bagi Al Qaeda dan akan menurunkan kemampuan kelompok itu untuk beroperasi.

“Seperti yang secara konsisten dikatakan Presiden Biden, kami tidak akan membiarkan Afghanistan menjadi tempat yang aman bagi teroris yang mungkin membahayakan Amerika,” ujar pejabat itu lagi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The National


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah