Lebanon Catat Kematian Pertama Akibat Kolera Sejak Terdeteksi Bulan Ini, Mayoritas Pasien Pengungsi Suriah

- 13 Oktober 2022, 12:03 WIB
ILUSTRASI - Lebanon mencatat kematian pertama yang diakibatkan oleh kolera sejak terdeteksi bulan ini dan mayoritas di pengungsi Suriah.
ILUSTRASI - Lebanon mencatat kematian pertama yang diakibatkan oleh kolera sejak terdeteksi bulan ini dan mayoritas di pengungsi Suriah. /Pixabay/geralt/

PR DEPOK – Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan mereka telah mencatat kasus kematian pertama akibat kolera sejak penyakit itu terdeteksi di negara tersebut pada awal Oktober ini.

Lebanon mencatat kasus kolera pertamanya sejak 1993 pada 5 Oktober 2022, kemungkinan akibat wabah serius di negara tetangga Suriah.

Kondisi wabah kolera diperburuk oleh sanitasi dan infrastruktur yang hancur di Lebanon setelah tiga tahun krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Jumlah total infeksi kolera yang tercatat bulan ini di Lebanon sejauh ini telah mencapai 26, menurut kementerian Kesehatan negara itu.

Baca Juga: Update Klasemen Liga Champions 2022/2023 usai Matchday ke-4: Barcelona Terancam Main di UEL

“Poin umum di antara kasus-kasus ini adalah bahwa mayoritas pasien adalah pengungsi Suriah,” kata Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

“Tidak adanya layanan dasar, seperti air bersih dan jaringan pembuangan kotoran, di tempat-tempat berkumpulnya para pengungsi, merupakan lahan subur bagi penyebaran epidemi di Lebanon,” ia menambahkan.

Suriah telah mencatat 41 kematian akibat kolera dan lebih dari 700 kasus.

Baca Juga: Jejak Pendidikan dan Karier Musik Jimin BTS yang Seorang Sarjana

PBB memperingatkan awal bulan ini bahwa wabah itu berkembang secara mengkhawatirkan.

Lebanon menampung lebih dari satu juta pengungsi dari perang saudara Suriah, yang pecah pada 2011.

Sebagian besar pengungsi hidup dalam kemiskinan, dan kondisi kehidupan mereka memburuk karena kesengsaraan ekonomi Lebanon.

Baca Juga: Cek Nama Penerima PKH Tahap 4 Lewat HP dengan Login cekbansos.kemensos.go.id

Kolera umumnya tertular dari makanan atau air yang terkontaminasi, dan menyebabkan diare serta muntah.

Penyakit ini dapat menyebar di daerah pemukiman yang tidak memiliki jaringan pembuangan air limbah atau air minum utama.

Kolera dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak diobati, menurut WHO, tetapi banyak dari mereka yang terinfeksi tidak akan memiliki gejala atau gejala ringan.

Baca Juga: Klasemen dan Hasil Liga Champions: Barcelona Kritis, Liverpool Menang Besar, Club Bruges Catat Sejarah Baru

Kolera dapat dengan mudah diobati dengan larutan rehidrasi oral, tetapi kasus yang lebih parah mungkin memerlukan cairan intravena dan antibiotik, menurut WHO.

Di seluruh dunia, penyakit ini mempengaruhi antara 1,3 juta dan empat juta orang setiap tahun, membunuh antara 21.000 dan 143.000 orang.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah