Kasus COVID-19 Tembus 9 Juta di Dunia, WHO Ingatkan Pandemi Ini Semakin Cepat dan Berbahaya

- 23 Juni 2020, 19:38 WIB
ILUSTRASI penyebaran virus corona di dunia.*
ILUSTRASI penyebaran virus corona di dunia.* /Pixabay/

PR DEPOK - Wabah virus corona yang melanda penduduk dunia saat ini, masih menjadi ancaman serius.

Jumlah kasus yang terinfeksi virus corona setiap harinya terus mengalami peningkatan, begitu juga dengan jumlah orang yang meninggal dunia.

Kasus infeksi virus corona atau Covid-19 di dunia saat ini telah mencapai sembilan juta lebih.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pandemi ini menyebar semakin cepat.

Baca Juga: 11 Jam Berunding, Militer India dan Tiongkok Sepakat Damai dari Sengketa Perbatasan Himalaya 

Namun, di tengah kondisi yang masih darurat, beberapa negara sudah melonggarkan penguncian wilayah atau lockdown.

Dilansir oleh Pikiranrakyat-depok.com dari laman South China Morning Post, pada Selasa, 23 Juni 2020, WHO mengatakan rekor level kasus Covid-19 harian baru disebabkan oleh wabah yang memuncak di sejumlah negara besar pada saat yang sama dan mencerminkan perubahan dalam aktivitas global virus.

Ketua kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan mengatakan, “Jumlahnya meningkat karena epidemi berkembang di sejumlah negara padat penduduk pada saat yang sama.”

Ryan membantah pernyataan yang dikeluarkan beberapa negara yang menyatakan bahwa peningkatan kasus ini karena lebih banyak pengujian, termasuk India dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Cek Fakta: Anggota DPR Ribka Tjiptaning Dikabarkan Senang PKI Bisa Bangkit Kembali 

"Kami tidak percaya ini adalah fenomena pengujian," ujar Ryan.

Selain itu, menurut ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, ancaman terbesar bukanlah virus itu sendiri, tetapi kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global.

Melihat kondisi yang semakin darurat, WHO mendesak agar produksi steroid dexamethasone bisa dilakukan dengan cepat.

Sebelumnya, WHO juga mengklaim bahwa dexamethasone terbukti memiliki potensi menyelamatkan jiwa bagi pasien Covid-19 yang sakit kritis.

Baca Juga: Cek Fakta: Kim Jong Un Dikabarkan Hukum Mati Koruptor Uang Negara yang Dimasukan Ke Kandang Buaya 

Para peneliti yang dipimpin oleh tim dari Universitas Oxford memberikan obat dexamethasone kepada lebih dari 2.000 pasien virus corona yang sakit parah yang dirawat di rumah sakit.

Di antara mereka yang bisa bernapas hanya dengan bantuan ventilator, itu mengurangi kematian hingga 35 persen.

"Meskipun data masih awal, temuan baru-baru ini bahwa steroid dexamethasone memiliki potensi menyelamatkan jiwa bagi pasien yang sakit kritis. Covid-19 memberi kami alasan yang sangat dibutuhkan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers virtual di Jenewa, Swiss.

Lebih lanjut, Tedros mengatakan bahwa tantangan ke depannya adalah meningkatkan produksi dan mendistribusikan dexamethasone secara cepat dan merata di seluruh dunia, dengan fokus pada tempat yang paling dibutuhkan.

Baca Juga: Penyelundupan Narkoba dalam Deodoran Berhasil Digagalkan, Pemesan Berasal dari Rutan di Bandung 

WHO menekankan bahwa dexamethasone harus digunakan hanya untuk pasien dengan penyakit parah atau kritis, di bawah pengawasan klinis yang ketat.

Berdasarkan laporan dari situs World Meters per 23 Juni 2020, total kasus infeksi secara global mencapai 9.220.300 kasus. Sedangkan jumlah kasus yang meninggal mencapai 474.998 jiwa. Untuk yang sembuh telah mencapai 4.963.218.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x