Al Shabaab, yang berusaha menggulingkan pemerintah dan mendirikan pemerintahannya sendiri berdasarkan interpretasi ekstrim dari hukum Islam, sering melancarkan serangan di Mogadishu dan di tempat lain.
Ledakan pertama menghantam kementerian pendidikan sekitar pukul 2 siang pada hari Sabtu.
Bom kembali meledak beberapa menit kemudian ketika ambulans tiba dan orang-orang berkumpul untuk membantu para korban.
Mohamed Moalim, yang memiliki sebuah restoran kecil di dekat persimpangan, mengatakan istrinya, Fardawsa Mohamed, seorang ibu dari enam anak, bergegas ke tempat kejadian setelah ledakan pertama untuk mencoba membantu.
"Kami gagal menghentikannya. Dia terbunuh oleh ledakan kedua," ucapnya, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Presiden Mohamud mengatakan beberapa dari yang terluka berada dalam kondisi serius dan jumlah korban tewas bisa meningkat.
"Orang-orang kami yang dibantai ... termasuk ibu-ibu dengan anak-anak mereka di lengan mereka, ayah yang memiliki kondisi medis, siswa yang dikirim untuk belajar, pengusaha yang berjuang dengan kehidupan keluarga mereka," katanya setelah mengunjungi tempat kejadian.
Persimpangan K5 biasanya dipenuhi orang yang membeli dan menjual segala sesuatu mulai dari makanan, pakaian, dan air hingga mata uang asing dan khat, daun narkotika ringan.