Para Peneliti Klaim Virus Corona Bisa Timbulkan Kerusakan Otak

- 27 Juni 2020, 07:35 WIB
Ilustrasi virus corona.
Ilustrasi virus corona. /Pixabay/Fernandozhiminaicela/

PR DEPOK - Para peneliti mengklaim bahwa virus corona dalam beberapa kasus dapat merusak otak dan menyebabkan komplikasi penyakit seperti psikosis, peradangan, gejala mirip demensia, hingga strok pada penderita.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters, Sabtu 27 Juni 2020, temuan itu merupakan salah satu hasil studi awal yang diadakan beberapa lembaga dan universitas terhadap sejumlah pasien positif virus corona.

Hasil tersebut merupakan temuan pertama yang memberi gambaran lengkap mengenai pengaruh virus corona terhadap sistem saraf, kata para periset.

Mereka menekankan bahwa penelitian dalam lingkup lebih luas dibutuhkan demi mengetahui cara kerja komplikasi serta membantu menemukan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: Tolak RUUP HIP, Pemuda Pancasila: Tidak Ada Urgensi Jatuhkan Pemerintahan

"Ini merupakan gambaran penting mengenai komplikasi virus corona terkait otak pada pasien yang dirawat di rumah sakit. (Temuan) ini penting karena kami terus mengumpulkan informasi semacam ini demi memahami sepenuhnya cara kerja virus," kata salah seorang ketua riset, Sarah Pett, profesor di University College London.

Penelitian yang telah dirilis dalam jurnal Lancet Psychiatry, Kamis 25 Juni 2020 itu memperlihatkan secara detail 125 kasus virus corona di Inggris.

Ketua peneliti lainnya, Benedict Michael dari Liverpool University mengatakan, penting bagi mereka untuk berfokus kepada penderita virus corona dengan gejala sakit parah.

Baca Juga: Pulang ke Bogor, Dua Wanita di Depok Jadi Korban Perampokan di Angkot

Data penelitian dikumpulkan sejak 2 April sampai 26 April. Periode itu merupakan saat kasus virus corona meningkat secara eksponensial di Inggris. Strok jadi komplikasi penyakit otak yang cukup umum ditemui pada penderita virus corona.

Sedikitnya, 77 pasien dari total 125 pasien virus corona mengalami strok. Dari 77 orang itu, sebagian besar pasien merupakan orang lanjut usia di atas 60 tahun.

Sebagian besar strok disebabkan penyumbatan darah di otak, dikenal dengan strok iskemik.

Kajian itu juga menemukan 39 pasien dari total 125 pasien menunjukkan tanda-tanda linglung atau perubahan pada tingkah laku yang mencerminkan perubahan kondisi mental atau pikiran seseorang.

Baca Juga: Pasar Jadi Perhatian Serius, IKAPPI Laporkan 709 Pedagang Tradisional Positif COVID-19

Dari 39 orang itu, 9 di antaranya mengalami disfungsi atau kegagalan fungsi otak yang tidak spesifik atau dikenal dengan istilah ensefalopati.

Sementara itu, 7 di antaranya mengalami peradangan otak atau ensefalitis. Michael mengatakan, temuan-temuan itu merupakan langkah awal yang penting untuk mengetahui pengaruh virus corona terhadap otak.

"Saat ini, kami membutuhkan kajian lebih detail untuk memahami mekanisme biologis yang mungkin terjadi. Jadi, kami dapat mengeksplorasi pengobatan yang berpotensi menyembuhkan penyakit." tuturnya.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x