"Sameer, istrinya, tiga anak perempuan dan beberapa anak laki-laki berada di atap ketika seorang penembak jitu Israel menembaki keluarga tersebut dan menembak Sameer tepat di dada," lanjutnya, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
“Putranya menggendongnya dan mencoba membawanya ke rumah sakit. Pasukan besar menghentikan mereka dan menjatuhkan Sameer ke tanah. Mereka membiarkannya berdarah di tanah beberapa saat sebelum mereka membiarkan kami membawanya lagi, dia meninggal saat tiba di rumah sakit,” tambah Fayyaleh.
Video yang dibagikan oleh penduduk dan media lokal, yang diverifikasi, menunjukkan Aslan tergeletak di tanah dikelilingi oleh tentara Israel.
"Sameer adalah salah satu teman terdekat saya, saya memiliki hubungan persaudaraan dengannya," kata Fayyaleh, seraya menambahkan bahwa Aslan bekerja di toko daging di kota al-Ram.
Pejabat itu menambahkan cara tentara Israel menyerbu kamp pengungsi Qalandiya belum pernah terjadi sebelumnya, menggambarkannya sebagai serangan yang hiruk pikuk dan ganas.
Pasukan Israel menangkap setidaknya 18 orang dari kamp selama penggerebekan, menurut Fayyaleh dan Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS).
Penggerebekan dimulai sekitar pukul 03:00 waktu setempat dan melibatkan puluhan kendaraan lapis baja dan pasukan khusus. Konfrontasi dengan pemuda yang melempar batu pecah.
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan di kamp tersebut dilakukan sebagai bagian dari kampanye "Break the Wave".