WHO Konfirmasi Kematian Pertama Akibat Flu Burung H3N8 di China

- 12 April 2023, 13:57 WIB
Ilustrasi flu burung. Dalam pernyataannya, WHO mengkonfirmasi kematian pertama akibat virus flu burung H3N8 di China selatan.
Ilustrasi flu burung. Dalam pernyataannya, WHO mengkonfirmasi kematian pertama akibat virus flu burung H3N8 di China selatan. /REUTERS/DADO RUVIC/

PR DEPOK - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seorang wanita yang berusia 56 tahun di China selatan meninggal dunia setelah dinyatakan positif terkena flu burung H3N8.

Ini merupakan kasus kematian manusia pertama akibat jenis flu burung tersebut. Meskipun flu burung H3N8 merupakan salah satu subtipe flu yang sering terdeteksi pada burung, namun sebelumnya tidak pernah terdeteksi pada manusia, kecuali pada dua kasus yang terjadi di China pada bulan April dan Mei tahun lalu.

Wanita tersebut telah memiliki kondisi medis sebelumnya, termasuk kanker, dan telah dirawat di rumah sakit karena pneumonia parah setelah jatuh sakit pada bulan Februari. Ia meninggal dunia pada bulan lalu.

“Kasus ini terdeteksi melalui sistem surveilans infeksi saluran pernapasan akut (SARI) yang parah. Tidak ada kontak dekat dari kasus tersebut yang mengembangkan infeksi atau gejala penyakit pada saat pelaporan,” kata WHO dalam pernyataannya, seperti yang dikutip PikiranRakyat-Depok.Com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Manchester City Unggul dari Bayern Muenchen, Haaland Jadi Man of The Match?

Para ahli meyakini bahwa ketiga orang yang terinfeksi virus flu burung H3N8 di China kemungkinan tertular di pasar unggas hidup. Dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus, pemerintah China telah meningkatkan pemantauan terhadap jenis flu burung tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa meskipun risiko infeksi virus H3N8 pada manusia dianggap rendah, tetap diperlukan pengawasan global untuk mendeteksi perubahan virologi, epidemiologi, dan klinis pada virus influenza yang beredar, yang berpotensi mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan.

Hal tersebut karena sifat virus influenza yang terus berkembang, pengawasan dan upaya pencegahan perlu terus dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi kesehatan manusia dan hewan.

Baca Juga: 9 Tempat Bukber di Depok yang Kids Friendly Lengkap dengan Alamat dan Nomor Reservasi

“Namun, karena sifat virus influenza yang terus berkembang, WHO terus menekankan pentingnya pengawasan global untuk mendeteksi perubahan virologi, epidemiologi dan klinis yang terkait dengan virus influenza yang beredar dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia (atau hewan),” katanya.

Infeksi flu burung H3N8 dan pandemi flu burung H5N1 tidak berhubungan satu sama lain. Virus H5N1 menyebar ke unggas dan burung liar di seluruh dunia, serta mamalia seperti rubah, beruang, dan kucing peliharaan.

Namun, untuk menginfeksi manusia, virus H5N1 harus menempel pada reseptor di paru-paru, di mana virus sulit untuk menempel. Sehingga, hanya pekerja unggas yang terinfeksi, karena mereka menghirup debu feses yang terkontaminasi.

Baca Juga: Bukan Hanya Menyasar Orang Tua, Parkinson Juga Dapat Menyerang Usia Muda! Yuk Kenali Gejalanya

Sementara itu, virus flu burung H3N8 tidak seberbahaya H5N1 bagi burung liar dan unggas peliharaan. Virus ini pertama kali muncul pada unggas air Amerika Utara pada tahun 2002 dan telah diketahui menginfeksi kuda, anjing, dan anjing laut.

Meski demikian, virus influenza yang terus berkembang memerlukan pengawasan global untuk mendeteksi perubahan virologi, epidemiologi, dan klinis yang terkait dengan virus influenza yang beredar dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah