"Kekhawatiran saya yang besar dengan fokus orang pada vitamin adalah bahwa itu mengalihkan perhatian mereka dari hal-hal yang sebenarnya akan membantu mereka tetap sehat," kata Linder.
"Jika seseorang mengonsumsi multivitamin, saya tidak akan memberitahu mereka untuk berhenti," kata Dr. R. Sean Morrison, yang merupakan geriatrikawan di Mount Sinai Health System di New York.
Namun, ia mengatakan bahwa ia tidak akan mendorong penggunaan multivitamin sebagai cara untuk melindungi diri dari kehilangan memori, karena menurutnya efek yang diukur dalam penelitian tidak terlalu meyakinkan.
Baca Juga: Cairkan Uang PIP Kemdikbud 2023 Rp1 Juta, Cek Penerimanya di pip.kemdikbud.go.id
"Saya tidak berpikir itu adalah solusi ajaib yang dicari orang," kata Morrison. Ketika berbicara dengan pasiennya, ia juga fokus pada pentingnya kebiasaan sehat dan hubungan sosial yang baik.
Penelitian ini didanai sebagian oleh National Institutes of Health dan hibah lainnya. Vitamin-vitamin tersebut disediakan oleh Pfizer Inc. dan Haleon, produsen Centrum, merek multivitamin yang dikonsumsi oleh peserta dalam penelitian ini. Para penulis penelitian mengatakan bahwa para pendana tidak memiliki "peran" dalam desain penelitian, analisis, atau interpretasi.***