Lebih lanjut, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa dengan memanfaatkan alat-alat yang ada secara maksimal dan memiliki alat tambahan seperti vaksin.
"Tentunya dengan lebih banyak perhubungan, virusnya punya lebih banyak kesempatan menyebar. Namun pada saat yang sama, kita memiliki teknologi dan pengetahuan untuk menghentikannya," katanya.
Sekadar informasi, lebih dari 22,8 juta orang dilaporkan telah terinfeksi COVID-19 secara global dan sebanyak 793 ribu lebih orang telah meninggal dunia. Demikian laporan Reuters.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa COVID-19 dapat mengikuti pola yang mirip dengan flu Spanyol yang melanda dunia dalam tiga gelombang serta merenggut sekitar 50 juta nyawa.
Baca Juga: Serang Balik Kritikan Barack Obama, Donald Trump: Dia Presiden AS Paling Buruk dan Tidak Berguna
Flu tersebut meletus pada Maret 1918, dan telah mempengaruhi sejumlah orang tua selama Perang Dunia Pertama.***