Polisi Washington Rilis Video Penembakan Peserta Demonstran Kulit Hitam, AS Kembali Dilanda Protes

- 4 September 2020, 10:24 WIB
Ilustrasi Gerakan 'Black Lives Matter'./*
Ilustrasi Gerakan 'Black Lives Matter'./* /

PR DEPOK - Polisi Washington merilis sebuah video penembakan fatal orang kulit hitam yang merupakan peserta aksi unjuk rasa 'Black Lives Matter' pada Kamis, 4 September 2020.

Kejadian tersebut memicu kembali protes di ibu kota Amerika Serikat.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari Al-Jazeera pada Jumat, 4 September 2020, video rekaman tersebut dirilis berdasarkan undang-undang darurat yang mewajibkan Metropolitan Police Department (MPD) merilis rekaman kejadian penembakan fatal juga merilis nama-nama petugas yang terlibat.

Baca Juga: Satgas Penanganan Covid-19 Apresiasi Jam Malam Pemkot Depok dan Bogor

Aturan tersebut dikeluarkan usai terjadinya insiden pembunuhan George Floyd pada Juni lalu.

Afiliasi lokal Black Lives Matter menyerukan protes di luar markas Distrik MPD's 7th.

"Polisi DC membunuh pria kulit hitam hari ini," kata mereka dalam akun Twitter @DMVBlackLives Kamis, 3 September 2020.

Baca Juga: Robert Pattinson Dinyatakan Positif Covid-19, Warner Bros Jeda Syuting 'The Batman'

Dalam rekaman video tersebut, seorang petugas terlihat keluar dari mobilnya dan berlari di antara mobil yang diparkir sambil berteriak "jangan bergerak!".

Setelah itu sebuah tembakan terdengar dan seorang pria berkulit hitam ambruk.

Diketahui korban bernama Deon Kay berusia 18 tahun.

Baca Juga: KLHK: Konsentrasi Rata-rata Polusi Udara di Kota Bekasi Lampaui Jakarta

Penembakan Deon Kay memicu perkelahian antara polisi dan puluhan pengunjuk rasa di luar kantor polisi kota pada tengah malam.

Tak berhenti sampai disitu, para pengunjuk rasa kembali pada Kamis pagi untuk menuntut pertanggungjawaban atas penembakan tersebut.

Seorang pengunjuk rasa berteriak 'sebutkan namanya', lalu pengunjuk rasa lain ikut berteriak 'Deon Kay' dan meneriakan juga 'No Justice, No Sleep'.

Baca Juga: DPR: PEN Belum Mampu Dongkrak Ekonomi

Dengan kata lain para pengunjuk rasa takkan berhenti sebelum keadilan ditegakkan.

Para pengunjuk rasa berbaris di kediaman Walikota Muriel Bowser, meminta ia untuk segera memecat kepala polisi Washington DC.

Kejadian tersebut dilaporkan oleh stasiun berita televisi lokal NBC4.

Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan Disertai Kilat Diiringi Angin Kencang Kembali Berpotensi Landa Jawa Barat

Setelah adanya unjuk rasa tersebut, Kamis malam Bowser mengadakan konferensi pers dan mengucapkan belasungkawa pada keluarga Kay.

Dia juga mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

"Komunitas kami pun mengalami luka-luka, dan kami tahu bahwa mereka membutuhkan jawaban," ujar Bowser.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Kota Depok Jumat 4 September 2020, Mulai Pukul 13.00 Hingga 16.30 WIB

"Kami masih mengumpulkan semua fakta dan [Departemen Kepolisian Metropolitan] dan pemerintahan saya akan segera melakukan penyelidikan penuh atas insiden ini," tambahnya.

Peter Newsham, selaku Ketua Metropolitan Police Department (MPD) menjelaskan dalam konferensi pers pada hari Kamis, bahwa kejadian tersebut terjadi karena korban mengacungkan senjata api terlebih dahulu pada petugas.

Newsham mengungkapkan bahwa Kay adalah satu dari dua orang yang melarikan diri ketika didekati oleh petugas yang sedang menyelidiki laporan seorang pria dengan senjata di daerah itu.

Baca Juga: Internet Lelet Dinilai Jadi Penghambat Proses Belajar, Ridwan Kamil Akan Gelar KBM Tatap Muka

"Dua orang melarikan diri dengan berjalan kaki dan petugas mengejar mereka, salah satu dari mereka mengacungkan senjata api saat melarikan diri," ujarnya Newsham.

"Menanggapi aksi tersebut, seorang perwira MPD melepas senjata dan menembak salah satu orang tersebut," tuturnya.

Polisi mengatakan pria satunya lagi melarikan diri, dan Kay dibawa ke rumah sakit setempat dimana ia dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Depok Hari Ini Jumat, 4 September 2020

Selain Deon Kay dan George Floyd, seorang pria kulit hitam bernama Daniel Prude meninggal karena mati lemas setelah sekelompok petugas polisi menutupi kepalanya dan menempelkan wajahnya ke trotoar selama dua menit.

Pembunuhan yang dilakukan anggota polisi terhadap orang-orang berkulit hitam telah memicu protes nasional dan menyebabkan unjuk rasa hingga kini.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x