Untuk diketahui, di Norwegia, politisi yang bertugas di badan legislatif nasional dapat mencalonkan siapapun untuk Nobel Peace Prize.
Di tahun 2018, Tybring-Gjedde juga sempat menominasikan Donald Trump atas upayanya untuk membawa rekonsiliasi antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Sebelum Trump, mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sudah lebih dulu mendapatkan penghargaan nobel tersebut. Obama mendapatkan penghargaan pada tahun 2009 atas komitmennya untuk mencari perdamaian dan keamanan dunia tanpa senjata nuklir.
Baca Juga: Rapid Test Saat Perjalanan Dihapus Kemenkes, Satgas Covid 19: Padahal Bisa Berikan Rasa Aman
Saat itu, mayoritas penduduk AS menganggap bahwa penghargaan tersebut terlalu dini dianugerahkan kepada Obama, mengingat ia baru beberapa bulan memimpin negara tersebut.
Namun, Komite Norwegia mengatakan bahwa langkah ini diambil sebagai bentuk penghormatan bagi Obama.
Sempat gagal dalam nominasi Nobel Prize tahun lalu, Trump kini diharapkan dapat meraih penghargaan tersebut di tahun berikutnya.
“Sekarang diharapkan Komite Nobel dapat mempertimbangkan apa yang telah dicapai Trump secara internasional dan tidak terpengaruh prasangka yang telah terbentuk terhadap Presiden AS tersebut,” ujar Tybring-Gjedde lewat sebuah status di Facebook.
Baca Juga: Banten dan DKI Jakarta Kembali Terapkan PSBB Total, Jawa Barat Pilih PSBMK
Kendati demikian, anggota parlemen Norwegia itu tidak lantas menyatakan bahwa ia setuju dengan semua kebijakan yang dikeluarkan Trump. Ia mengaku bahwa ia bukan pendukung berat Trump.