Menlu Rusia Sebut Dunia Terpecah, Jepang, Korsel, dan AS Siap Perang dengan Korea Utara

- 26 Januari 2024, 16:11 WIB
ilustrasi perang
ilustrasi perang /pixabay/jarmoluk/

PR DEPOK -  Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa dunia terpecah karena Jepang, Korea Selatan, dan Amerika sedang mempersiapkan perang dengan Korea Utara.

“Kami melihat AS, Jepang dan Korea Selatan membangun blok militer baru dan melakukan latihan skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka bertujuan mengumumkan secara terbuka untuk mempersiapkan perang dengan Republik Demokratik Rakyat Korea,” katanya pada konferensi pers di New York pada Kamis, 25 Januari 2024 seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari AA.

Lebih lanjut, Lavrov mengatakan, dunia terpecah karena Barat ingin mempertahankan dominasinya, sementara negara bekas jajahannya berusaha mengembangkan dan memperkuat kenegaraan dan kedaulatan pasca merdeka.

Baca Juga: Tempat Makan Enak dan Murah di Malioboro, Ada Warung Gudeg sampai Soto

“Barat sudah tertinggal di belakang (blok ekonomi) BRICS,” ujarnya.

Lavrov menuturkan bahwa Rusia pernah menawarkan pembentukan zona aman dan perdamaian di Semenanjung Korea, namun AS menolak gagasan tersebut dan menganggapnya sebagai “proposal prematur.”

Di sisi lain Jepang dan Korea Selatan sering menggunakan retorika agresif terhadap Korea Utara, dan ada pembicaraan tentang pembukaan kantor NATO di Jepang, yang kemungkinan besar akan diikuti dengan penempatan infrastruktur militer aliansi tersebut di negara tersebut.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Besok, 27 Januari 2024: Berpikir Matang, Keputusanmu Tentukan Keberuntungan

“AS, Jepang, dan Korea Selatan diklaim sedang mengembangkan kerja sama di bidang nuklir,” katanya.

Semua rencana tersebut dipandang oleh Pyongyang sebagai suatu ancaman berbahaya.

Beralih ke pernyataan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tentang tidak adanya rencana untuk bersatu kembali dengan Korea Selatan, Lavrov bertanya-tanya mengapa hal itu menarik begitu banyak perhatian, sedangkan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menolak pembentukan negara Palestina justru tidak menarik perhatian.

Baca Juga: Apakah Presiden Boleh Melakukan Kampanye? Cek Aturan yang Ada di Undang Undang

Maka dari itu, Lavrov mendesak AS untuk menghormati realitas dunia modern dan berhenti berpikir bahwa hal itu dapat mencekik semua orang dengan dolar, serta memutuskan sambungan dari sistem SWIFT, penolakan pinjaman melalui Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

Masih dalam kesempatan yang sama, Lavrov membandingkan situasi politik global dengan konflik antara generasi tua dan generasi muda.

Ketika orang-orang yang lebih tua menyalahgunakan perkembangan mereka dan menyinggung perasaan orang-orang yang lebih muda, orang-orang yang lebih muda sudah cukup dewasa untuk melawan.***

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x