Klaim Banyak Pekerja Diberhentikan, Muslim Kanada Tolak Larangan Jilbab dan Simbol Keagamaan

- 2 November 2020, 15:25 WIB
Demo tolak RUU 21 yang melarang penggunaan simbol keagamaan.
Demo tolak RUU 21 yang melarang penggunaan simbol keagamaan. /Al Jazeera

“Orang-orang harus meninggalkan provinsi dan mengubah siapa mereka. Itu tidak bisa diterima. Itulah mengapa kami tidak akan pernah berhenti melawan RUU 21,” tuturnya.

Sementara itu, kritik atas undang-undang ini juga disampaikan oleh seorang pengacara wanita bernama Nour Farhat.

Baca Juga: Kembali Raih Kemenangan Saat Berjumpa Udinese, Berikut Fakta Menarik AC Milan dan Zlatan Ibrahimovic

Ia yang mengenakan jilbab mengaku tidak bisa bekerja sebagai pegawai negeri karena RUU 21 tersebut.

“(RUU 21) melarang saya mengambil jalan yang selalu ingin saya ambil,” ucap Farhat.

Atas kekecewaannya tersebut, ia bertekad untuk mendapatkan gelar master di bidang hukum agar dapat menjadi jaksa penuntut negara yang melawan RUU 21.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Isu Rocky Gerung Ditangkap Usai Tuduh Istana Tak Mampu Saingi LSM, Simak Faktanya

Sementara itu, kendati undang-undang ini mendapatkan kecaman dan kritik dari berbagai pihak, Perdana Menteri Quebec, Francois Legault, mengatakan bahwa aturan itu adalah tindakan moderat yang tidak melanggar kebebasan beragama.

Selain itu, Francois Legault, mengklaim bahwa RUU 21 mendapatkan dukungan dari sebagian besar penduduk Quebec.

Survei terhadap 1.200 orang Quebec pada Mei 2019 menunjukkan bahwa 63 persen orang di provinsi tersebut mendukung RUU 21.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x