PR DEPOK - Menuju puncak pemilihan calon presiden Amerika Serikat (AS), banyak warga AS yang menunggu-nunggu hasil kemenangan.
Terutama kedua kandidat yaitu Donald Trump yang berasal dari Partai Republik, dan Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.
Selama masa kampanye, keduanya terus menerus membagikan visi dan misi mereka ke seluruh negara bagian AS untuk mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.
Baca Juga: Klaim Menangi Pilpres AS, Donald Trump Akan Minta Mahkamah Agung Hentikan Penghitungan Suara
Kini perhitungan suara keduanya masih dalam proses menggunakan sistem electoral college yakni seorang kandidat akan dinyatakan menang dalam pemilihan jika jejak suara yang didapat mencapai 270 suara.
Diketahui, terdapat total sebanyak 538 suara pemilihan yang harus diperebutkan oleh kedua kandidat.
Dalam masa penantian hasil suara, Joe Biden menyatakan dirinya yakin akan memenangkan persaingan calon Presiden AS ini.
Baca Juga: Diduga Kolaps Akibat Terdampak Pandemi Covid-19, Lembaga Pendidikan Froggy Edutografi Digugat PKPU
Pernyataan itu disampaikan setelah melihat perolehan suaranya yang cukup unggul dari Donald Trump sementara ini.
Tak lama dari pernyataan Joe Biden, Donald Trump muncul di Gedung Putih dengan mengklaim kemenangannya.
"Kami bersiap-siap untuk memenangkan pemilu ini. Terus terang, kami memang akan menang," kata Donald Trump seperti dikutip Pikiranrayat-depok.com dari Reuters, pada Rabu 4 November 2020.
Baca Juga: Soal Rencana Habib Rizieq Pulang ke Indonesia, Polri: Silahkan, Selama Ini Kita Tidak Pernah Ngusir
Tak hanya itu, Donald Trump juga menyatakan akan membawa kasusnya ke Mahkamah Agung AS jika dirinya kalah.
"Ini adalah penipuan besar bagi bangsa kita. Kami ingin hukum digunakan dengan cara tepat. Jadi kami akan pergi ke Mahkamah Agung AS. Kami ingin semua pemungutan suara dihentikan," ucap Donald Trump menambahkan.
Meski pemungutan suara sudah ditutup dan dihentikan di seluruh negeri. Namun undang-undang pemilu di negara bagian AS mengharuskan agar semua suara dihitung.
Baca Juga: Sinopsis Film Act of Valor, Aksi Navy Seal Selamatkan Agen CIA yang Diculik Sekelompok Teroris
Oleh karena itu, butuh waktu berhari-hari untuk menyelesaikan perhitungan suara resmi karena masih banyak suara yang harus dihitung.
Mengingat bahwa pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, banyak orang yang memberikan suara lebih awal melalui surat akibat dampak pandemi Covid-19 dan ada pula yang secara langsung.
Pada malam sebelumnya, Donald Trump berhasil memenangkan medan pertempuran di Florida, Ohio dan Texas.
Baca Juga: Klaim Diapresiasi oleh Lembaga Internasional, Moeldoko Optimis UU Ciptaker Mampu Sejahterakan Rakyat
Sedangkan, Joe Biden yakin dapat memenangkan suara di negara bagian seperti Michigan, Wiscousin, dan Pennsylvania.
"Kami merasa senang dengan keberadaan kami. Kami yakin berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilihan ini," kata Joe Biden.
Memenangkan tiga negara bagian tersebut akan cukup memberikan Joe Biden kemenangan electoral college.
Sejauh ini, Joe Biden memimpin jejak pendapatan suara sebanyak 220 dibanding Donald Trump yang baru mendapatkan 213 suara.
Baca Juga: Israel Cemas Kedudukan di Palestina Hilang Jika Joe Biden Jadi Presiden AS, Ini Kata Partai Demokrat
Kemenangan Joe Biden di Arizona, Michigan dan Wiscousin bersama dengan proyeksi kemenangannya di distrik kongres di Nebraska kemungkinan akan menempatkan Joe Biden di Gedung Putih.
"Kami naik BESAR, tapi mereka (Joe Biden) mencoba MENCURI Pemilu. Kami tidak akan pernah membiarkan mereka melakukannya. Suara tidak dapat diberikan setelahh Polling ditutup!," tulis Donald Trump melalui akun Twitter miliknya sebelum muncul di Gedung Putih.
Pernyataan Donald Trump kemudian dibalas oleh unggahan baru dari Joe Biden dalam akun Twitter pribadinya.
"Ini bukan tempat saya atau tempat Donald Trump untuk mengumumkan pemenang pemilu ini. Itu tempat para pemilih," tulis Joe Biden dalam unggahannya.
Donald Trump berulangkali menyatakan bahwa peningkatan perolehan suara yang dialami oleh Joe Biden merupakan salah satu kecurangan.
Meskipun para ahli pemilu mengatakan bahwa jarang sekali terjadi penipuan surat suara melalui pos dalam Pilpres AS.
Gubernur Demokrat, Tom Wolf mengatakan bahwa pernyataan Donald Trump tersebut merupakan serangan partisan.
Wolf juga mengatakan, di Pennsylvania, salah satu negara bagian masih harus menghitung lebih dari satu juta surat suara yang masuk.
Sedangkan menurut Edison Reseach, terdapat lebih dari 2,4 juta surat suara awal yang diberikan di negara bagian itu, yang hampir 1,6 juta di antaranya dimenangkan oleh Demokrat dan sekitar 555.000 oleh Partai Republik.***