Berinovasi di Tengah Pandemi, UKM Fesyen di Bandung Tingkatkan Penjualan Lebih dari 60 Persen

- 19 Juli 2020, 15:05 WIB
Ilustrasi pakaian pria.*
Ilustrasi pakaian pria.* /Artem Beliaikin/Pexels

PR DEPOK - Dengan merebaknya pandemi Virus Corona di Indonesia, kebanyakan sektor mengalami dampak yang cukup buruk dari adanya pandemi yang awal ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok tersebut.

Namun nampaknya dampak dari merebaknya pandemi Virus Corona di Indonesia sudah tidak dirasakan lagi oleh salah satu usaha kecil menengah (UKM) fesyen Cottonology.

UKM yang berasal dari Bandung, Jawa Barat (Jabar) tersebut dilaporkan produksi serta penjualannya mengalami peningkatan belakangan ini, meski sebelumnya mengalami masa kritis pada tiga bulan pertama pandemi itu dinyatakan masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Helaian Rambut Ditemukan di TKP, Polisi: Belum Tahu, Ini Milik Yodi Prabowo atau Pelaku 

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Minggu 19 Juli 2020, UKM yang menjual pakaian pria dan didirikan oleh Carolina Danella Laksono tersebut dilaporkan mengalami peningkatan penjualan sebesar 60 persen.

Berkah dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) di sejumlah daerah termasuk di Bandung, disebut-sebut menjadi salah satu pendorong peningkatan penjualan UKM Cottonology itu.

Selain itu, adapun hal yang dilakukan pihak Cottonology yakni dengan melakukan pemasaran secara daring melalui e-commerce populer di Indonesia yang membuat masyarakat dari berbagai daerah khususnya yang masih rawan dengan potensi penyebaran pandemi Virus Corona lebih mudah memilih dan membeli produk untuk bekerja dan bersantai selama di rumah.

Baca Juga: Unggah Foto Mesra Setelah Mayat Yodi Prabowo Ditemukan, Warganet: Bangkai Pasti Akan Tercium Juga 

Carolina Danella Laksono selaku pendiri UKM Cottonology menyebutkan bahwa celana boxer menjadi salah satu produk yang cukup diminati oleh masyarakat saat pandemi ini ada karena dinilai cocok digunakan di rumah, selain mayoritas bekerja di rumah.

"Bahan katunnya juga nyaman, karena banyak juga konsumen kami yang bekerja di rumah sembari menggunakan laptop duduk di lantai, bukan di kursi. Mereka lebih suka pakai celana yang nyaman bahannya," ucap Carolina Danella Laksono.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kreativitas tanpa mengurangi kualitas dengan menciptakan produk-produk baru yang tetap bisa dijangkau semua kalangan menjadi kunci serta strategi ampuh apabila ingin tetap bertahan selama masa-masa sulit seperti saat ini.

Baca Juga: Oknum Pilot Kedapatan Positif Narkoba, Dirut Garuda Indonesia: Kami Sudah Tindak Tegas PHK! 

“Walau kami tahu daya beli konsumen untuk produk busana menurun, namun kami tidak bertoleransi terhadap kualitas. Selain bahan katun pilihan, kami pun menggunakan zat pewarna khusus dari Jepang. Jadi kalau dicuci hingga 70 kali pun tidak akan luntur. Istilahnya, warna menjadi terkunci,” ujarnya.

Hal itu dilakukan, ucap Carolina Danella Laksono, agar semua kalangan tetap bisa membeli produk-produk buatan UKM-nya. Dengan demikian, pihaknya pun bisa terus berproduksi.

"Dampak ekonominya, Cottonology di masa pandemi ini bisa menyerap tambahan tenaga kerja baru di bagian produksi di atas 5 persen. Ini cukup signifikan dalam menggerakan sektor mikro di Bandung," katanya.

Untuk terus bisa menambah jumlah tenaga kerja yang mayoritas berasal dari masyarakat sekitar Bandung, Cottonology pun meluncurkan item-item baru selama wabah virus corona. Selanjutnya, tenaga kerjanya pun bukan hanya sekadar di bagian produksi seperti menjahit atau menenun, tapi juga bagian merancang desain.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x