Pasca Kejadian Tanah Bergerak di Cigombong KBB, Ratusan Warga Mengungsi ke Tempat Lebih Aman

- 1 Maret 2024, 11:22 WIB
Kejadian tanah bergerak di Cigombong, KBB, menyebabkan ratusan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kejadian tanah bergerak di Cigombong, KBB, menyebabkan ratusan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. /Ferdiansyah/PR Depok/

PR DEPOK - Pergerakan tanah di Kampung Cigombong, RW 13, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat telah memaksa ratusan warga untuk mengungsi ke Islamic Center Kecamatan Rongga.

Data dari Pemerintah Desa Cibedug menunjukkan bahwa 46 kepala keluarga (KK) atau 192 jiwa telah dievakuasi. Mereka mengungsi karena rumah mereka rusak atau terancam oleh pergerakan tanah di dua RT di RW 13.

"Kemarin sebanyak 46 kepala keluarga dan 192 jiwa telah kami evakuasi ke tempat lebih aman bertempat di Islamic Center Kecamatan Rongga dan kebanyakan warga berasal dari dua RT 03 dan 04 yang terdampak," kata Kepala Desa Cibedug, Engkus Kustendi saat ditemui PikiranRakyat-Depok.com, Jum'at, 01 Maret 2024.

Baca Juga: BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp600.000 Cair Tanggal Berapa? Cek Estimasi Jadwalnya

Bencana pergerakan tanah yang terjadi sejak pekan lalu telah merusak 10 bangunan, termasuk 8 rumah, 1 sekolah, dan 1 Posyandu. Beberapa rumah lainnya juga terancam rusak karena pergerakan tanah yang terus berlangsung.

Untuk keamanan dan keselamatan, semua warga yang terdampak perlu mengungsi sementara. Pemerintah desa bersama kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyiapkan dapur umum.

"Pergerakan tanah terus berubah setiap setengah jam. Ada 8 rumah yang hancur, 9 bangunan sekolah dan Posyandu juga ambruk," ujar Engkus.

Baca Juga: Kemenag Berikan Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren 2024, Berikut Besaran Bantuan dan Proses Pendaftarannya

Selain merusak bangunan, pergerakan tanah juga membelah jalan desa, menghambat mobilitas warga. Salah satunya adalah jalan di sekitar SDN 1 Babakan Talang yang telah amblas dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan atau pejalan kaki. Pemerintah desa bersama masyarakat menciptakan jalur alternatif untuk memudahkan mobilitas.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x