Tidak Hanya Virus Corona, Depok Antisipasi Penambahan Pasien DBD setelah Ratusan Kasus dengan 3 Kematian

14 Maret 2020, 06:30 WIB
KEPALA Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita saat ditemui Pikiranrakyat-depok.com di kantornya pada Jumat, 13 2020.* /AMIR FAISOL/PR

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kota (Depok) kembali mengonfirmasi penyebaran penyakit di daerahnya usai mengonfirmasi kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020 lalu.

Kali ini Kota Depok mengonfirmasi kasus demam berdarah (DBD) yang angkanya menyentuh 288 dengan tersebar di seluruh kecamatan bahkan 3 di antaranya meninggal dunia.

Namun demikian, angka kasus DBD di Kota Depok secara statistik mengalami penurunan yang cukup signifikan dari bulan yang sama bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tahun lalu, pada Januari 2019 kasus DBD di Kota Depok sudah mencapai angka 400 dan 2200 di sepanjang tahun itu.

Baca Juga: Kritisi Sikap Wali Kota Depok, DKR Nilai Tanggulangi Virus Corona Butuh Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah 

Awal tahun ini, penyebaran kasus DBD di Kota Depok banyak ditemukan di tiga kecamatan di antaranya Sawangan, Pancoran Mas, dan Cimanggis.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Novarita menyebut penyebaran di tiga kecamatan itu menjadi yang paling tinggi dari delapan kecamatan lainnya.

Fenomena ini bisa jadi disebabkan karena rendahnya angka bebas jentik (ABJ) di tiga kecamatan tersebut.

Demikian disampaikan Novarita saat ditemui Pikiranrakyat-depok.com di kantor Dinas Kesehatan Kota Depok pada Jumat, 13 Maret 2020.

"Jika angka bebas jentiknya 90 persen maka lingkungannya baik artinya tidak ada jentik jika ABJ nya rendah maka lingkungannya tidak baik," tutur Novarita.

Baca Juga: Pemuda Indonesia Kembangkan Aplikasi Penghemat Data, Bisa Hemat Kuota sampai 90 Persen 

Penularan dan Penangan DBD

Novarita menjelaskan DBD merupakan penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aides Aegypti. Nyamuk tersebut biasanya hidup di air tergenang.

Maka dari itu, Novarita mengajak masyarakat giat melakukan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

PSN merupakan langkah yang lebih efektif dibandingkan fogging karena bisa membunuh jentik nyamuk.

"Fogging tidak efektif tapi kalau ada kasus boleh difogging. Tapi kalau bisa PSN karena mematikan jentik. Jentiknya tidak mati kalau difogging," katanya.

Baca Juga: Resmi, Universitas Indonesia Liburkan Mahasiswanya dan Digantikan dengan Kuliah Jarak Jauh Akibat Virus Corona 

Lebih jauh, Novarita menyebut Dinasnya telah memberikan surat edaran ke setiap kelurahan, kecamatan, organisasi pemerintah daerah (OPD) untuk mengantisipasi penyebaran kasus DBD yang sering terjadi di awal tahun.

Dia pun menjelaskan fenomena DBD biasanya mengalami peningkatan di awal tahun lantaran disebabkan perubahan musim.

"Kenapa di awal tahun kasusnya tinggi karena pergantian musim," kata dia.

Sebelumnya diberitakan di Pikiranrakyat-depok.com, meski dinobatkan sebagai kota sehat sejak 2013 hingga 2019 oleh Kementerian Kesehatan namun kota ini belum menghindari kasus DBD.

Baca Juga: Remaja 13 Tahun Dipulangkan Pihak Sekolah Usai Jual Pompa Hand Sanitizer Seharga Rp 10.000 

Tren kasus DBD, bahkan cenderung naik sebelum tahun 2020 dengan temuan kasus mencapai ratusan setiap tahunnya.

Dari data Dinkes Depok, tercatat ada 535 kasus DBD sepanjang 2017. Jumlah itu kemudian naik pada 2018 menjadi 892 kasus dan merenggut 1 korban jiwa.

Puncaknya pada tahun 2019, jumlah kasus DBD naik drastis hingga 2.200 kasus dan diperparah dengan temuan korban jiwa sebanyak 2 orang.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler