Hasil Rapid Test Dinyatakan Positif , 65 Warga Masih Berstatus Suspect

3 April 2020, 14:58 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita saat ditemui di Balaikota Depok /Amir Faisol/PR

PIKIRAN RAKYAT - Kini, sekira ada 65 warga Kota Depok yang masih berstatus suspect corona meski sudah dinyatakan positif virus corona usai menjalani pemeriksaan rapid test yang digelar Pemkot Depok sejak Rabu, 24 Maret 2020.

Sejumlah warga tersebut disebut masih terduga atau suspect virus corona lantaran masih harus menunggu tahapan pengujian swab melalui proses metode reaksi berantai polimerase atau Polymerase Chain Reaction (PCR) di Kementerian Kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita menjelaskan dalam pelaksanaan rapid test sebetulnya metode yang digunakan hanya melihat dari antibodi seseorang.

Disebutkannya ketika tubuh seseorang telah terpapar virus atau bakteri maka akan membentuk antigen. Artinya ketika sudah membentuk antigen bisa disimpulkan tubuh seseorang itu telah terpapar virus.

Baca Juga: Usai Aksi Protes di Filipina, Duterte Ancam Tembak Mati yang Melanggar Lockdown 

Maka dari itu, langkah yang diambil Dinas Kesehatan saat ini memilah dan memilih, mengeliminasi siapa saja warga Kota Depok yang terpapar virus corona jenis SARS-CoV-2.

Hal ini disampaikan Novarita saat dihubungi Pikiranrakyat-depok.com melalui sambungan telepon pada Kamis, 2 Maret 2020.

"Jadi ini untuk screening aja. Oh si ini nih coba dites. Oh ini negatif, ya sudah. Kalau swab negatif kan tindakannya pasti sudah beda," kata Novarita.

"Makanya kita pilah-pilah. Harusnya kan semua di-PCR tapi hasil tesnya lama, kemudian juga jadi buang-buang biaya juga kalau orang-orang (ikut tes tersebut)," katanya menambahkan.

Nova menyebut warga yang positif dalam metode tes masif ini saat ini tengah melakukan karantina mandiri lantaran kesehatannya masih mendukung untuk dirumahkan.

Baca Juga: Waspada, Aplikasi Zoom Diduga Memiliki Kelemahan Keamanan untuk Diserang Peretas 

Di samping memang karena rumah sakit yang ada saat ini tengah penuh bahkan warga yang sakit selain Covid-19 masih kesusahan mencari ruangan.

"Semua kan disuruh isolasi mandiri. Kan kalau enggak ada gejala apa-apa ya enggak dimasukkin ke RS, lah RSnya udah penuh terus orang-orang tidak ada gejala (dirawat di rumah sakit)," kata Novarita.

Hanya Nova menyampaikan saat ini pihaknya belum melakukan PCR bagi 65 orang tersebut lantaran masih menunggu alat berupa Virus Transport Media (VTM), media untuk membawa hasil swab.

Selain menunggu hasil pesanan dari pihak ketiga, pihaknya juga tengah menunggu VTM yang diajukan ke Kementerian Kesehatan.

"Ngajuinnya sudah dari sejak 2 minggu," ujarnya.

Baca Juga: Beraksi Hingga Tewaskan Korban, Polisi Tembak Mati Anggota Geng Motor 

Virus Transport Media

Nova menyebut penyediaan alat tersebut sangat mendesak untuk membawa hasil swab dan kemudian diserahkan ke laboratorium di RSUI atau di pusat.

"Kadang-kadang kita dikasih juga. Kemarin-kemarin dikasih, cuma kan misalnya nunggu dibagi kan lama kan banyak. Kita misalnya nungguin dari pusat, mereka nanti petugasnya dateng ngambilin mereka, periksa di sana," ungkapnya.

Dinas Kesehatan, kata dia, juga sudah memberikan pelatihan bagi tenaga medis di Kota Depok untuk pengambilan swab tenggorokan, sebagai metode pemeriksaan Covid-19.

"Kemarin tenaga lab kita pelatihan nih, jadi udah bisa tuh ngambil. Kita latih. Nanti mereka kalau sudah ada medianya, mereka ngambil kirim, itu lebih cepat. Kalau enggak kan lama karena kita nunggu giliran," tutur Nova.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler